Mohon tunggu...
Sheza Framisti
Sheza Framisti Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

International Relations Of Sriwijaya University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradigma Hubungan Internasional

12 Maret 2020   23:01 Diperbarui: 12 Maret 2020   23:08 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambisi kekuasaan yang sangat menonjol ini kemudian membimbing bangsa-bangsa Eropa terseret kedalam kekacauan besar yang sama sekali menghancurkan keamanan dan perdamaian. E.H Carr dalam bukunya yang berjudul The Twenty Years Crisis, megkritik pemikiran idealis bahwa mekanisme yang mereka tawarkan tidak mampu mencegah adanya perang, dan mediasi untuk meredakan konflik tidak berjalan sehingga pemikiran idealis dianggap hanya sebagai mimpi kosong (utopia).

Kegagalan paradigma idealis dalam menjelaskan kenyataan hubungan internasioal pada dekade 1930-an mendapat tanggapan dan mem buat lahirnya paradigma yang baru yaitu paradigma realis. Paradigma realis muncul pada tahun 1940-an sampai dekade 1980-an, yang pada saat itu Amerika Serikat yang paling dominan dalam hal kekuatan pada era dan pasca perang dunia ke-2.

Pemikiran awal yang ditawarkan oleh paradigma realisme ini ada tiga prinsip. pertama adalah negara merupakan aktor terpenting dalam hubungan internasional. Kedua, terdapat perbedaan yang tajam antara politik dalam negeri dan politik internasional. Ketiga, titik tekan perhatian kajian hubungan internasional adalah tentang kekuatan dan perdamaian.Realisme adalah tradisi teoritik yang mendominasi studi hubungan internasional

selama masa Perang Dingin. Pemikiran realis memiliki sifat pesimis dalam hal penghapusan perang, hingga pada masa paradigma realis di hiasi dengan banyakya perang karena adanya perebutan kekuasaan diantara negara-negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya sendiri. 

Pemikiran realisme telah banyak berubah selama masa Perang Dingin. Realis "klasik" seperti Hans Morgenthau dan Reihold Niebuhr yakin bahwa, seperti halnya makhluk seperti manusia, setiap negara memiliki keinginan naluriah untuk mendominasi negara-negara lain, sehingga membuat mereka berperang.

Pada awal tahun 1950-an muncul lagi pemikiran baru yang mengkritik cara pandang realisme,dimana kritik itu bertitik pusat pada masalah nasional dan penempatan aktor negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional. 

Pegkritik realis ini adalah paradigma behavioralis. Tawaran yang khas dari behavioralis adalah perilaku negara yang harus dikaji dari perilaku para pemimpinnya (para pengambil kebijakan).Namun pada waktu beberapa kemudian,realis kembali bangkit lagi kemudian dikenal dengan nama neorealisme.

Kemunculan neorealis ini sementara waktu memudarkan popularitas dari behavioralisme yang akhirmya muncul kembali sebagai neo behavioralis.

Asumsi Dasar Teori Hubungan Internasional

  • Idealisme
  • Pada paham idealis semua manusia menginginkan perdamaian.Dan manusia memiliki watak yang ingin hidup secara damai, maka dari itu hubungan antar bangsa memiliki prinsip untuk menciptakan perdamaian.
  • Menurut paham idealis, perang merupakan suatu dosa yang terjadi karena ketidak sengajaan.Negara juga memiliki kedaulatan mereka sendiri-sendiri dan untuk memelihara kedaulatan tersebut  dengan cara menambah kekuatan militer.Militer inilah yang membuat timbulnya ketegangan  diantara negara-negara sehingga terancam untuk terjadinya perang.
  • Adanya pemerintah dunia yang dapat mengendalikan kekuatan-kekuatan yang menyebar dalam sistem dunia.Pemerintah ini harus diberikan kewenangan untuk mengendalikan kekuatan-kekuatan dari berbagai negara tersebut, sehingga dapat mencegah terjadinya salah sangka di antara negara-negara yang dapat menimbulkan perang.

Pendekatan pada paham idealis:

Prinsip atau pemikiran idealis adalah bahwa semua manusia (bangsa) mengingikan suatu perdamaian .Dan mereka menganggap bahwa perang adalah perbuatan dosa yang terjadi karena ketidak sengajaan,lalu pemerintah juga harus dapat mengendalikan kekuatan-kekuatan tersebut yang meyebar di dalam sistem dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun