Mohon tunggu...
shevia nabila dan alfiah sri
shevia nabila dan alfiah sri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

shevia nabila (202413134) alfiah sri (202413133)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Media Sosial Terhadap Persepsi Dan Kesehatan Mental Remaja

18 Desember 2024   22:04 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterikatan Emosional pada "Likes" dan Komentar:

   Remaja saat ini sering kali memiliki keterikatan emosional yang kuat pada jumlah "likes," komentar, dan bentuk respons lainnya yang mereka terima di media sosial. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk merasa diterima dan diakui, yang merupakan bagian dari proses pembentukan identitas diri selama masa remaja. "Likes" dan komentar positif dapat memberikan perasaan dihargai dan meningkatkan kepercayaan diri, sementara kurangnya respons atau respons negatif bisa menyebabkan stres, kecemasan, bahkan perasaan tidak berharga. Ketika remaja mulai mengukur nilai diri mereka berdasarkan respons di media sosial, mereka cenderung menjadi terlalu fokus pada cara orang lain menanggapi setiap unggahan mereka. Akibatnya, mereka bisa mengalami tekanan besar untuk memposting konten yang akan mendapat respons baik. Jika harapan tersebut tidak terpenuhi atau jika mereka menerima kritik, mereka mungkin merasa tidak diterima atau tidak cukup baik, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental mereka. Situasi ini bisa menjadi lebih buruk ketika remaja berulang kali mengecek ponsel mereka untuk memonitor respons, yang memicu rasa cemas yang terus-menerus. 

     Stres dan kecemasan yang muncul akibat ketergantungan pada "likes" ini bisa berdampak negatif pada suasana hati remaja, mengurangi kepercayaan diri mereka, dan memicu perasaan terisolasi, terutama jika mereka membandingkan jumlah respons yang mereka terima dengan pengguna lain. Beberapa remaja bahkan merasa harus menyesuaikan penampilan atau aktivitas mereka untuk mendapatkan perhatian di media sosial, yang dapat memicu ketidakpuasan tubuh dan gangguan kesehatan mental lainnya.

     Untuk mengurangi ketergantungan emosional ini, remaja perlu diberi pemahaman bahwa "likes" dan komentar di media sosial bukanlah indikator yang benar tentang nilai diri mereka. Orang tua, guru, dan pendidik dapat membantu dengan mengajarkan pentingnya membangun kepercayaan diri berdasarkan pencapaian nyata di dunia nyata, bukan berdasarkan media sosial. Beberapa platform media sosial juga mulai memberikan opsi untuk menyembunyikan jumlah "likes," yang bisa menjadi langkah positif untuk mengurangi tekanan sosial ini. Kesadaran akan pentingnya batasan dalam penggunaan media sosial dapat membantu remaja mengurangi stres dan kecemasan yang berlebihan akibat keterikatan emosional pada "likes" dan komentar. Hal ini penting agar mereka tidak hanya menjaga kesehatan mental, tetapi juga belajar untuk menilai diri mereka sendiri dengan lebih positif, tanpa ketergantungan pada penilaian orang lain di dunia digital.

 Kesimpulan:

     Media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi tubuh dan kesehatan mental seseorang, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, media sosial bisa memperburuk masalah terkait citra tubuh dan meningkatkan kecemasan, sementara di sisi lain, media sosial juga dapat menyediakan dukungan dan edukasi untuk kesehatan mental remaja untuk tetap terhubung dengan teman-teman dan memperoleh informasi yang berguna, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri melalui interaksi sosial dan dukungan dari teman sebaya. Penggunaan media sosial secara bijak dan sadar dapat membantu meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan dampak positifnya. Namun, di sisi lain, penggunaan media sosial yang berlebihan atau tidak sehat dapat berisiko menimbulkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, perasaan rendah diri, dan tekanan sosial. Remaja cenderung membandingkan diri mereka dengan standar kecantikan atau kesuksesan yang ditampilkan di media sosial, yang seringkali tidak realistis, sehingga memengaruhi persepsi diri mereka. Selain itu, paparan terhadap cyberbullying dan perundungan online juga dapat memperburuk kondisi psikologis mereka. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menggunakan media sosial dengan bijak, dengan kesadaran terhadap dampaknya terhadap kesehatan mental dan persepsi diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun