Mohon tunggu...
Margareta Sheryl Kurniawan
Margareta Sheryl Kurniawan Mohon Tunggu... Editor - Female

a srudent at Loyola College High School

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Transplantasi Organ, Tak Perlu Khawatir Kanker!

6 Oktober 2019   13:08 Diperbarui: 6 Oktober 2019   13:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beberapa waktu setelah didonorkan, 3 dari 4 orang resipien tersebut meninggal akibat kanker, sedangkan sisanya dinyatakan selamat setelah menjalani berbagai perawatan penyembuhan kanker. Kanker tersebut didiagnosa berasal dari organ hasil transplantasi. Padahal sebelum organ-organ tersebut didonorkan, telah diadakan serangkaian tes seleksi ketat, seperti pendataan riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan dada, pemeriksaan fisik serta pengecekan ultrasound pada perut dan jantung, dan pemeriksaan saluran pernapasan, tetapi sel kanker tersebut ternyata tidak terdeteksi, dan keganasannya muncul menyelinap. (Avramova, 2018)

Dalam laporan yang dinyatakan oleh dr. Frederik Bemelman, nefrologi di University of Amsterdam, ia menekankan bahwa kanker akibat transplantasi ini adalah kasus yang sangat langka setelah bergelut dalam ilmu transplantasi selama kurang lebih 20 tahun. Bemelman telah melakukan studi atas kasus ini, dan ia melaporkan bahwa sang donor memiliki "mikro metastatis", yaitu sel kanker yang telah menyebar dari tempat asalnya, namun terlalu kecil untuk terdeteksi. Bemelman menyatakan pula bahwa presentase kemungkinan penularan kanker dari transplantasi organ adalah 0,01%-0,05%. Kerugian yang didapat dari transplantasi organ jauh lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh. (Avramova, 2018)

Hal serupa juga dinyatakan oleh dr. Lewis teperman, direktur di Northwell Helalth, new York, dalam bidang transplantasi organ. Meski tidak terlibat dalam kasus Bemelman di atas, ia mengatakan bahwa sangat tidak biasa terjadi peristiwa penularan kanker melalui transplantasi organ. Dalam Live Science, Teperman mengemukakan bahwa transplantasi organ benar-benar aman. Tetapi ia menambahkan, meskipun telah dilakukan serangkaian prosedur ketat tersebut, tidak mungkin untuk menyaring seluruhnya, yang bearti masih ada kemungkinan bahwa donor memiliki penyakit menular yang tidak terdeteksi, meskipun kemungkinan yang ditimbulkan begitu kecil. (Rettner, 2018)

Karena resipien donor organ diharuskan untuk meminum obat penekan kekebalan tubuh (imunosupresan) untuk mencegah terjadinya penolakan tubuh saat menerima organ tubuh baru, hal ini menyebabkan sel kanker dalam kasus tersebut dapat tumbuh dalam tubuh resipien tersebut. "Tetapi setiap sel kanker asing tidak akan ditolak juga (ditolak oleh imunosupresan)", ujar Teperman. (Rettner, 2018)

Kemungkinan CT Scan donor/CT Screening dalam kasus tersebut telah menangkap adanya sel kanker, namun, para penulis leporan merarasa kurang efektif apabila menggunakan cara tersebut untuk menyeleksi semua donor. Karena selain rumit, melakukan tes dengan CT Screening secara rutin dapat mengarah kepada deteksi positif palsu (seharusnya tidak boleh digunakan, dapat berakibat disfungsi atau bahkan kerugian fatal) dan penolakan donor yang sehat kondisinya, sehingga mengarah pada berkurangnya kelompok organ yang sudah langka. Dengan kata lain, kita tidak akan mendapatkan organ apapun apabila menggunakan CT Scan Donor bila menimbulkan banyak kekhawatiran seperti kemungkinan-kemungkinan yang dicantumkan di atas. (Rettner, 2018)

Namun, sekarang ini, terlihat bahwa presentase kemungkinan penularan kanker dari donor terhadap resipien dalam berbagai kasus transplantasi organ tubuh sebesar 0,01%-0,05%, yang berarti laporan tersebut secara tersirat menyatakan bahwa penggunaan CT Screening dalam mendeteksi kanker saat ini efektif dan baik-baik saja untuk digunakan. Jika ternyata ada penularan kanker dari donor (telah meninggal) ke resipien, dokter harus mempertimbangkan kembali secara matang dalam memindahkan organ dari donor yang sama ke resipien lainnya, tambah para peneliti. (Rettner, 2018)

Bila dilihat dari data laporan kasus konkrit dan CT Screening, penulis menyimpulkan bahwa transplantasi organ saat ini aman dan baik saja untuk dilakukan, dengan kemungkinan penularan sel kanker yang sangat kecil. Namun, perlu diwaspadai ketika mengonsumsi obat imunosupresan setelah menerima organ baru, karena tujuan awal obat tersebut adalah untuk menekan sistem kekebalan tubuh dalam mengatasi penolakan organ baru, yang berarti sistem  kekebalan tubuh lemah dalam melawan sel kanker. Meskipun dalam beberapa dokumen disebutkan bahwa ada kemungkinan besar resipien tertular kanker dari donor, pertumbuhan sel kanker tersebut disebabkan oleh obat penekan imun.

DAFTAR PUSTAKA:
1.Ilmie, Irfan. 2019. "1,35 Juta Warga China Terdaftar sebagai Donor Organ". Diunduh dari https://m.antaranews.com/berita/938861/135-juta-warga-china-terdaftar-sebagai-donor-organ, hari Jumat, 27 September 2019,  pukul 09.39 WIB.
2.Willwisc, Yesi. 2018. "Inilah Negara dengan Donor Organ Terbanyak". Diunduh dari https://www.yesiwillwisconsin.com/inilah-negara-dengan-donor-organ-terbanyak/ , hari Sabtu, 28 September 2019, pukul 09.41 WIB.
3.Rampengan, Zefanya. 2011. "Penerima Transplantasi Organ Beresiko Besar Kena Kanker". Diunduh dari https://www.voaindonesia.com/a/penelitian-baru-di-amerika-penerima--133964393/100817.html, hari Sabtu, 28 September 2019, pukul 09.50 WIB.
4.NN. 2017. "Transplantasi Organ". Diunduh dari https://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ , hari Sabtu, 28 september 2019, pukul 20.10 WIB.
5.Astiti, Wirati. 2015. "Donor Organ". Diunduh dari https://www.kompasiana.com/wirati/55108765a333111c37ba886a/donor-organ , hari Sabtu, 28 September 2019, pukul 22.13 WIB.
6.Vta. 2013. "Kesamaan Golongan Darah Bisa Kurangi 'Penolakan' Tubuh Saat Transplantasi". Diunduh dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/2430591/kesamaan-golongan-darah-bisa-kurangi-penolakan-tubuh-saat-transplantasi, hari Sabtu, 28 September 2019, pukul 23.04 WIB.
7.Yayasan Kanker Indonesia. "Tentang Kanker". Diunduh dari http://yayasankankerindonesia.org/tentang-kanker , hari Minggu, 6 Oktober 2019, pukul 12.00 WIB.
8.Avramova, Nina. 2018. "Four People Get Cancer from Donated Organ in 'Extraordinary Rare' Case". Diunduh dari https://edition.cnn.com/2018/09/18/health/organ-donor-cancer-transmission-europe-intl/index.html , hari Sabtu, 5 Oktober 2019, pukul 22.37 WIB.
9.Rettner, Rachael. 2018. "Cancer Spreads from Organ Donor to 4 People in 'Extraordinary' Case". Diunduh dari https://www.livescience.com/amp/63596-organ-donation-transmitted-breast-cancer.html, hari Sabtu, 5 Oktober 2019, pukul 22.38 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun