Mohon tunggu...
Sherrin Nathania
Sherrin Nathania Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Tired Student

if i were a cat, i would spend nine lives with you

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Masa Kecil Mempengaruhi Masa Remaja-Dewasa Kami?

3 Maret 2023   23:43 Diperbarui: 3 Maret 2023   23:49 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak bermain | Pexels/Archie Binamira

Kalau orang-orang mendengar kata "masa kecil" Mereka bakal berpikir itu menggambarkan gambaran kepolosan, kegembiraan, optimisme, dan keajaiban. Masa kecil adalah masa keamanan, dilindungi, dan dicintai. 

Memiliki stabilitas dalam mengetahui bahwa anda dilindungi oleh keluarga memungkinkan anda untuk memiliki hubungan solid dan aman di masa depan. Ini adalah definisi dan pengalaman masa kecil yang ideal. 

Namun, kenyataan yang dialami banyak anak bisa berbeda dari harapan yang diidealkan ini. Anak-anak ini mengalami "Childhood Trauma" atau trauma masa kecil. Contohnya termasuk, pelecehan, penganiayaan, penelantaran orang tua dan parental abuse.

Dari penelitian saya, pengalaman masa kecil kami mempengaruhi kelakuan dan kepribadian sampai kita dewasa walaupun kita tidak menyadarinya. Mari kita lihat contoh, kalau seorang anak diuruskan dengan keluarga yang terlalu protektif, maka anak itu akan mengembangakan rasa ketakutan dan ketidakamanan saat dia sudah bertumbuh. 

Anak itu akan segera mengetahui bahwa dunia ini bukan dunia yang nyaman tetapi sebaliknya. Dunia ini penuh dengan masalah yang kami pun masih bingung untuk menyelesaikannya. 

Dunia ini penuh dengan kejahatan dan tidak selalu damai. Saat mereka mengetahui itu, mereka akan memiliki rasa ketakutan dan ketidakamanan karena keluarganya yang terlalu protektif.

Anak-anak yang mengalami childhood trauma di masa depan akan sulit untuk melepaskan trauma mereka.  Trauma mereka mungkin muncul dalam mimpi mereka atau bahkan entah dari mana. 

Orang-orang yang ditinggalkan orang tuanya (atau dengan siapa pun mereka menghabiskan masa kecil mereka) bisa dapat mengembangkan masalah pengabaian dan ini dapat memengaruhi hubungan mereka dengan orang lain. 

Mereka akan memiliki ketakutan bahwa orang-orang yang dekat dengan mereka akan meninggalkan mereka dan mereka akan mencoba segala hal untuk memastikan mereka selalu disisinya karena mereka takut sendirian. Mereka bisa mencoba untuk merubahkan diri sendirinya secara tidak sehat untuk orang lain.

Saya membuat angket berdasarkan topik saya, 95% mengatakan mereka setuju bahwa masa kecil memang mempengaruhi masa remaja. 

Callysta Ariani berkata "Topik yang menarik, menurut saya ini sangat perlu dibahas karena di era revolusi industri orang-orang yang secara tidak disadari memiliki masalah-masalah pribadi yang mengganggu psikologis yang juga bisa berasal dari masa kecil yang mereka alami, yang sekarang gemar disebut dengan istilah "inner child". karena hal tersebut dapat berpengaruh besar ke dalam siklus hidup manusia melalui kepribadian dan kebiasaan. dikhawatirkan adanya sifat dan perilaku yang buruk yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain, maka itulah mengapa hal ini sangat penting menjadi topik pembicaraan." dan

Kayla Abigail berkata "It can affect us severely, if we were brought up loved then we'd feel secure in our teenage years. However, if we were neglected or abused we'd think that we're worthless. Our environments that we went through as a child have the biggest impact in our lives because that's when we mimic or copy how people think and feel."

Ada beberapa cerita yang menceritakan tentang masa kecil dan keadaan mereka sekarang bagaimana. Respon "Apel" mengatakan bahwa dia sering tertekan secara akademik karena dikatakan sebagai "gifted kid" dan orang-orang menaruh ekspektasi bahwa dia harus unggul dalam hal itu dan ini. Akhirnya, dia menjadi "burned out" atau keletihan mental. 

Ada juga "Mangga" yang mengatakan "Pretty normal tapi most of the time kalau ngelakuin sesuatu dari kecil selalu sendiri atau nggak ditemenin mbak or grandma karena ortu sibuk kerja but i love the money, that one supir jemputan from my school is like my father figure kaya dulu kan pager sering digembok dan orang dirumah pada ga peduli dan ga mau bukain pintu jadi saya harus lempar tas trus manjat pager but yeah i love om jerry" 

Untuk perubahannya dia mengatakan "Ada banyak yang berubah tetapi yang masih sama dan tidak berubah adalah negative traits dari orang terdekat saya. Kalau kita sering ngeliat orang terdekat ngelakuin satu habit kadang-kadang kita ga sadar dan ngelakuin itu juga jadi theory yang bilang anak kecil itu kertas polos dan hal-hal yang dilihat oleh mereka itu yang ngewarnain kertas tersebut dan kaya mirroring apa yang dia liat, ada kemungkinan besar theory itu benar karena perlakuan lingkungan atau orang disekitar itu ngaruh banget untuk personality sama attitude."

Itu adalah beberapa hasil dari angket saya, semoga artikel ini bisa memberi pengetahuan yang lebih dan semoga bermanfaat. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun