Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keberagaman baik dari budaya, ras, suku, kepercayaan, agama, dan bahasa, terdiri dari beribu-ribu pulau dengan berbagai karakter masyarakat yang dibentuk oleh budaya dan lingkungan sekitar.
Manusia merupakan mahkluk sosial yang selalu membutuhkan komunikasi dengan sesamanya untuk menbangun kehidupan sosial. Sehingga dalam kehidupan sosial di Indonesia kita tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan Komunikasi Antar Budaya, karena melalui komunikasi antar budaya inilah tercipta interaksi dan toleransi serta mengurangi kesalahpahaman yang terjadi karena perbedaan budaya antar kelompok masyarakat. Oleh karena itu, kita harus mengetahui pentingnya komunikasi antar budaya dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk memahami pentingnya komunikasi antar budaya dengan baik, kita harus mengurai kata Komunikasi dan Budaya itu sendiri terlebih dahulu. Komunikasi merupakan proses ketika informasi dan pesan disalurkan dari satu pihak ke pihak lain yang mana berhubungan dengan perilaku dan kepuasan ketika kebutuhan berinteraksi terpenuhi (Suyomukti, 2016, h.11).
Pada dasarnya komunikasi merupakan alat bagi manusia untuk mencapai keinginannya sehingga proses komunikasi akan terus berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan kebutuhan manusia. Fungsi penting komunikasi diantaranya, komunikasi memungkinkan kita untuk mengumpulkan informasi mengenai orang lain, komunikasi menolong kita memenuhi kebutuhan interpersonal, komunikasi membentuk identitas pribadi, dan komunikasi dapat mempengaruhi orang lain (Samovar, 2010, h.16-17).Â
Sedangkan budaya adalah konsep yang terdiri dari elemen objektif dan subjektif sebagai warisan secara turun menurun dalam bentuk bahasa, kegiatan, dan perilaku yang berfungsi sebagai tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi untuk memungkinkan manusia tinggal dalam sebuah kelompok masyarakat (Samovar, 2010, h. 27). Budaya berfungsi untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan melalui ajaran dan pengetahuan sehingga memiliki bayangan mengenai kehidupan yang akan dijalani dan mempermudah dalam beradaptasi. Komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang erat dimana budaya dipelajari melalui komunikasi dan di sisi lain komunikasi merupakan refleksi dari budaya (Mulyana & Rakhmat, 2006, h.25).
Pernyataan ini tercerminkan pada identitas diri yang tercipta melalui budaya dan komunikasi sebagai penyalurnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar budaya adalah sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh manusia dari kelompok budaya yang berbeda sehingga menghasilkan persepsi dan harapan yang berbeda pula.
Jadi, mengapa komunikasi antar budaya penting untuk dipelajari?Â
Hal ini didasari oleh keberagaman budaya di Indonesia yang memiliki persamaan dan perbedaannya masing-masing, yang mungkin kontradiktif satu sama lain dan menimbulkan konflik. Sehingga komunikasi antar budaya merupakan solusi untuk mengurangi pertentangan ini dengan menanamkan bahwa perbedaan budaya bukan halangan untuk berkomunikasi.
Komunikasi antar budaya juga dapat menambah pengetahuan akan budaya yang baru agar setiap individu dapat beradaptasi dengan baik terutama di zaman yang sudah modern ini. Selain itu, komunikasi antar budaya penting untuk meningkatkan rasa toleransi dan solidaritas antar kelompok budaya dan menanggapi sifat dasar manusia yang membuat persepsi dan prasangka berdasarkan pengalamannya.
Pentingnya penerapan komunikasi antar budaya telah penulis alami selama merantau di Yogyakarta. Penulis berasal dari keturunan suku Tionghua Kalimantan Barat dan ketika penulis pertama kali pergi ke Yogyakarta, penulis menemukan beberapa perbedaan budaya yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari karena secara letak geografisnya Yogyakarta merupakan daerah yang identik dengan keturunan asli Jawa. Salah satu perbedaan budaya yang penulis temukan adalah menggoyangkan kaki ketika duduk.Â
Budaya keturunan Tionghua mengatakan bahwa menggoyangkan kaki selama duduk merupakan tindakan yang tidak sopan karena menggangu orang lain dan mitos bahwa rejekinya akan hilang serta akan mengalami kesialan, terutama ketika sedang makan karena budaya keturunan Tionghua yang menganggap bahwa makan merupakan waktu yang sakral dan harus disyukuri.