Itu sebab, ujug-ujug bahagia selamanya adalah omong kosong yang bisa menyesatkan.
Kita harus memahami realitas tentang apa yang diperlukan untuk membangun hubungan berkelanjutan yang sehat.
Jangan percaya dengan kisah cinta di film Disney atau drama Korea yang hanya berdasar cerita dramatisasi dan tidak menginjak dunia nyata.
Lantas mengapa banyak orang memiliki pandangan tidak realistis terhadap cinta?
Ada berbagai sebab. Namun antara lain karena dorongan cinta biasanya mulai hadir saat seseorang masih berusia belia.
Ketidakmatangan emosi dan kurangnya pemahaman, membuat mereka lebih mengutamakan perasaan saat mulai menjalin hubungan dengan seseorang.
Cinta pada pandangan pertama, begitulah kita sering menyebutnya.
Namun seiring usia bertambah, seiring lapisan kasar dan tajam mulai terlihat, sebagian orang mulai mempertanyakan hubungan dengan pasangannya.
Muncul tindakan membandingkan. Mulai berpikir kalau dia tidak bahagia. Bahkan mulai mempertimbangkan mengakhiri hubungan.
Disinilah kita perlu berhenti beranggapan bahagia selamanya dalam cinta bisa diraih semudah itu.
Mungkin kita merasa telah menemukan pasangan yang benar-benar sempurna. Selamat. Tapi mesti diingat, tidak berarti semuanya akan selalu baik-baik saja dengan sendirinya.