Berita tidak menyenangkannya, ketakutan bisa lebih kompleks dibandingkan sekedar takut terbang.
Kita mungkin takut orang yang kita cintai meninggalkan kita, kita takut anak atau orang tua kita sakit parah, takut akan terjadi bencana, dan ketakutan lain.
Padahal, seperti sudah disampaikan sebelumnya, 99% dari ketakutan ini sebenarnya tidak pernah terjadi.
Maka, selain dengan menghadapi ketakutan, upaya lain yang diperlukan adalah memiliki rasa pasrah.
Nampak kontradiktif, namun begitulah adanya. Terhadap ketakutan irasional kita harus berani menghadapi.
Tapi jika akhirnya hal buruk terjadi, kita harus pasrah dan sabar menerimanya, untuk kemudian melanjutkan hidup.
Lebih jauh, kita juga mesti melakukan langkah pencegahan. Tanyakan pada diri sendiri, apakah yang kita baca, kita tonton atau akun media sosial yang kita follow justru menyuburkan rasa takut?
Ingatkan diri sendiri untuk jangan memberi makan pikiran negatif dengan input tidak berguna.
Jangan biarkan hidup kita dikontrol bayangan maya rasa takut. Hadirlah sepenuhnya pada saat ini.
Berikan perhatian pada hal-hal indah dalam hidup yang terjadi saat ini, bukan hanyut dalam ketakutan tidak rasional.
Butuh waktu untuk memutus jerat ketakutan, namun imbalannya amat sepadan.