Sasa memandang Rimba dengan penuh semangat. "Apa yang bisa saya bantu?"
Rimba kemudian mengajak Sasa berkeliling hutan dan menunjukkan kepadanya bagaimana beberapa bagian hutan rusak. Mereka melihat pohon-pohon ditebang, sungai-sungai tercemar sampah plastik, dan hewan-hewan terlantar. Sasa sangat sedih melihat kerusakan tersebut.
“Orang sering lupa bahwa mereka juga bagian dari alam.” Mereka hanya mengambil dan tidak memberi kembali,” kata Rimba sambil menunjukkan sarang burung yang rusak akibat ditebang pohonnya.
Sasa berpikir serius. “Apa yang bisa saya lakukan untuk menghentikan semua ini?”
“Bisa dimulai dari yang kecil,” jawab Rimba. “Beri tahu teman-teman Anda betapa pentingnya melindungi alam. Dorong mereka untuk menanam pohon, memungut sampah, dan melindungi hutan kita dari kerusakan lebih lanjut.” Perubahan besar dimulai dari tindakan kecil. ”
Sasa mengangguk dengan percaya diri. "Aku akan melakukannya!" Ayo kita semua lindungi hutan ini!
Keesokan harinya, Sasa langsung mengambil tindakan. Dia kembali ke desanya dan menceritakan petualangannya kepada teman-temannya. Banyak yang awalnya tidak percaya dengan cerita tentang seorang penjaga hutan bernama Rimba. Namun, Sasa tidak menyerah. Ia mengajak teman-temannya melihat langsung kondisi hutan yang rusak dan mulai belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Mulailah dengan sederhana. Sasa dan teman-temannya pergi ke hutan setiap akhir pekan untuk memungut sampah yang berserakan. Kami juga menanam bibit di lahan kosong. Sedikit demi sedikit, semakin banyak warga desa, termasuk para orang tua, yang mulai berpartisipasi. Desa ini secara bertahap menjadi masyarakat yang sadar lingkungan.
Namun tantangan terbesar datang ketika sebuah perusahaan besar datang ke desa tersebut untuk membuka lahan untuk pabrik baru. Mereka ingin menebang sebagian besar hutan untuk membangun jalan dan gedung. Sasa mengetahui bahwa hal ini merupakan ancaman serius bagi Hutan Rimba.
Dia mengadakan pertemuan dengan teman-temannya dan memutuskan untuk mengambil tindakan bersama. Mereka membuat poster, mengumpulkan tanda tangan dari penduduk desa dan mengirimkan surat kepada pemerintah daerah untuk menghentikan deforestasi. Mereka juga mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin desa untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan.
Hari penghakiman telah tiba. Rombongan besar tersebut akhirnya bertemu dengan para pemimpin desa. Sasa dan teman-temannya berdiri di barisan depan sambil memegang plakat pesan lingkungan. “Hutan ini adalah rumah kita! Jangan merusak alam demi keuntungan sementara!” teriak Sasa lantang.