Nguter, Sukoharjo (14/8) -- perkembangan teknologi yang semakin pesat tentu berimplikasi pada kehidupan manusia dalam melaksanakan aktivitas. Salah satu aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh teknologi adalah proses jual-beli. Proses jual-beli yang awalnya dilaksanakan secara luring di toko atau pasar langsung kini telah bertransformasi dan banyak dilaksanakan secara daring. Proses Jual-beli secara daring tersebut kini sudah merebak di banyak daerah Indonesia melalui munculnya aplikasi-aplikasi pesan-antar seperti Go-Jek, Grab, dan lain-lain.
Transformasi tersebut harus diadaptasi pula oleh Warung Es Teh. Kesempatan ini diterima dengan baik oleh salah satu UMKM di Desa Nguter yaitu Warung Es The Pak Empoks dimana selama ini proses jual-beli hanya dilakukan secara luring di kediaman beliau. Semangat dan keinginan beliau untuk memperkenalkan es teh dengan racikan khusus tersebut kepada khalayak ramai melalui digitalisasi membuat mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Periode 2023 Desa Nguter memilih untuk melakukan pendampingan terkait digital marketing dan aplikasi pesan-antar khususnya Go-Jek yang menjadi aplikasi pesan-antar yang paling banyak digunakan di daerah tersebut.
Program pendampingan ini dilaksanakan beberapa hari dimulai dari Senin, 7 Agustus 2023 dengan agenda penyempurnaan logo usaha dan pembuatan X-Banner, serta puncaknya pada hari Jumat, 11 Agustus 2023 yaitu penjelasan mengenai tata cara pendaftaran Go-Jek dengan metode pendampingan melalui leaflet informatif serta pemberian modul. Materi yang diberikan pada saat pendampingan adalah mengenai pentingnya digital marketing, tips berbisnis di dunia digital, tata cara serta syarat pendaftaran akun Go-Jek khususnya Go-Food  for seller.
Dengan diadakannya pendampingan ini, diharapkan pemilik UMKM Warung Es Teh Pak Empoks mendapat wawasan yang bermanfaat dalam menggunakan aplikasi pesan-antar, tips yang dapat dilakukan dalam pemasaran secara digital, serta dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar.
Setelah dilaksanakan program kerja tersebut dengan hasil packaging dan logo baru, terjadi peningkatan jumlah penjualan yang dinyatakan langsung oleh Pak Empoks, pemilik usaha.
"terhitung hampir seminggu setelah program kerja ini dijalankan, jumlah produk es teh dan menu sejenis yang terjual mencapai 400 gelas, hal ini dikarenakan gelas es teh yang terlihat lebih menarik." ujar beliau.
Penulis : Julia Romaito Tampubolon (Administrasi Bisnis -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
DPL :
Dr. Ir. Ainie Khuriati RS, DEA