2. Ketidakonsistenan dapat menyebabkan perbedaan dalam kualitas pendidikan di berbagai daerah
3. Guru harus terus menyesuaikan metode pengajaran dan materi ajar mereka dengan kurikulum yang berubah-ubah
4. Perubahan kurikulum yang terlalu sering dapat mengalihkan fokus dari pembelajaran itu sendiri ke penyesuaian terhadap kurikulum baru
5. Setiap perubahan kurikulum biasanya memerlukan penyesuaian dalam hal materi ajar, pelatihan guru, dan sumber daya lainnya.
6. Perubahan kurikulum yang tidak disertai dengan penyesuaian dalam sistem evaluasi (misalnya, ujian nasional) dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara apa yang diajarkan dan apa yang diuji
7. Ketidakonsistenan kurikulum dapat mengakibatkan perubahan dalam nilai dan tujuan pendidikan yang diinginkan
8. Fokus yang terus berubah pada aspek akademik dapat mengganggu pengembangan karakter dan soft skills siswa, seperti kerja sama, kreativitas, dan keterampilan berpikir kritis, yang juga penting untuk kesuksesan di masa depan.
Diharapkan pemerintan lebih memperhatikan akan kebijakan mengenai kurikulum yang tidak konsisten di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H