saat kita sedang berbincang tiba tiba guruku datang menghampiri aku dan bilang kalau kakakku menjemputku ,aku bertanya tanya kenapa kakaku menjemputku padahal jam pulang masih lumayan lama ,guruku pun tidak memberi tahu alasan kakaku menjemputku ,saat aku mendekati kakaku aku langsunh bertanya ke kakaku "kenapa menjemputku?padahal jam pulang masih lama"
kakaku menjawab "adik ibu meninggal " disitu aku hanya terdiam karena tidak menyangka ,aku merasa kehilangan karna memang aku dari kecil di asuh oleh adik ibuku saat ibuku dan ayahku kerja ,kakakku pun meminta izin kepada guruku agar aku bisa pulang mendahului yang lain guruku pun mengizinkannya ,saat diperjalanan pulang aku dan kakakku hanya saling diam ,ada hal lain dipikiranku yaitu ibuku aku tidak bisa aku bayangkan bagaimana sakit hatinya ibuku saat ditinggal adiknya ,ibuku dan adiknya sangat dekat ,adik ibuku sangat baik pada ibu dan keluargaku ,jadi saat mendengar kabar itu kami sangat tidak percaya karena yang kami tau dia orang yang kuat.
 saat sampai dirumahku aku bertemu ayahku ,ayahku sudah siap untuk pergi ke rumah adik ibuku disitupun aku bergegas untuk ganti baju ,tanpa lama lama kita langsung berangkat ke rumah adik ibuku .setengah jam diperjalanan kamipun sampai di rumah adik ibuku yang biasanya  saat datang kesini aku pasti disambut oleh senyum adik ibuku.
Tapi saat ini aku disambut oleh bendera kuning yang sudah terpajang di pagar dan pecah tangis orang orang yang ada didalam rumah ,saat aku masuk ke dalam ada pemandangan yang baru saja aku lihat yaitu ibuku yang menangis.
Pertama kalinya aku melihat ibuku menangis seperti itu didepan jenazah adiknya sungguh hatiku sangat sakit melihatnya ,yang biasanya aku melihat ibu dan adiknya bercanda saat satu keluarga berkumpul tapi kali ini aku melihat ibuku menangis di depan adiknya yang sudah terkaku yang hanya dilapisi kain kafan.
Aku tidak berani menghampiri ibuku karena jujur aku tidak tega melihat ibuku menangis seperti itu ,kali pertamanya aku melihat tetesan air mata ibu yang membuat aku juga ikut sakit
aku dan kakaku hanya terdiam melihat ibuku seperti itu ,"belum pernah aku lihat ibu nangis seperti itu"kata kakaku "iya ,biasanya ibu paling bisa menutupi kesedihannya" jawabku "biarin ibu nangis dulu aja ,kalo ibu sudah mulai tenang baru kita samperin" Â aku hanya mengganguk mengiyakan perkataan kakaku
 jenazah adik ibuku sudah beres dimandikan dan sholatkan ,dan siap untuk dikuburkan tangis ibuku juga sudah mulai mereda,aku  ikut menemani ibuku mengantarkan jenazah adik ibuku ke tempat peristirahtan terakhirnya ,kakaku ayahku dan sodara sodaraku yang menopang jenazah adik ibuku ,aku menggandeng tangan ibuku untuk menguatkan ibuku ,aku tau ibu menahan tangis nya karena ibu hanya melamun saat perjalan aku coba ajak ngobrol ibu tidak menanggapi.
Setelah lumayan lama perjalanan akhirnya sampai , liang lahat sudah terpampang jelas dihadapanku dan ibu,jenazah mulai dimasukan aku mempererat genggaman tanganku ke ibuku karna tangis ibuku pecah lagi ,aku berusaha menguatkan ibuku dan aku berusaha menahan tangisku agar tidak ikut pecah "ibu yang sabar ibu harus iklas" kataku sambil mengusap punggung ibu,ibu tetap menangis dan akhirnya aku memberi minum kepada ibuku agar sedikit tenang.
Aku diam aku tidak berani berbicara suasana hening seketika ,lalu ayahku datang dan mengajak pulang aku dan ibu karena proses pemakaman sudah selesai ibuku pamit ke adikku sambil bilang "tenang disana ya aku akan sering mengunjungimu "sambil senyum dan menghapus air matanya ,aku langsung memeluk ibu.
Kami tidak langsung pulang kerumah kami tapi kami pulang ke rumah almarhum adik ibuku dulu karna masih ada barang ibu yang harus dikemas dan sambil beristirahat ,ibuku sedang membereskan barang barangnya dan bicara "baru aja 2minggu yang  kita makan makan bareng  ,pantas saja ade sangat ceria ternyata dia senang karena itu terakhir kita akan berkumpul " ayahku langsung menjawab "iklasin yaa buu"Â