Tetapi realitanya saya salah besar. Uang tak bisa membeli kesehatan meskipun dengan uang saya bisa bayar dokter dan beli semua obat-obatan yang saya perlukan. Suatu keadaan mengubah pandangan saya tentang hal yang paling penting dalam hidup. Ketika usia saya 22 tahun, tubuh saya serasa seperti renta, sering sakit-sakitan, muntah, mual ataupun masuk angin. Sepele memang. Â Namun keadaan itu berlangsung terus menerus. Setelah saya cek ke dokter, ternyata saya mengidap maag akut.
Kondisi dimana saya sering telat makan atau terlalu banyak pikiran dan kurang istirahat, semakin memperparah maag saya ini. Salah makan sedikit, bisa langsung kambuh. Pantangan makan terlupakan (seperti asam atau pedas), maag saya pasti kambuh. Dan yang paling parah, makan mie instan selera Indonesia (maaf disini saya tidak menyebutkan merek), juga pasti kambuh maag saya. Â Keadaan ini berlangsung terus menerus, bahkan sempat mengganggu konsentrasi saya ketika sedang bekerja. Pernah terakhir kali dimana saya telat makan, sore harinya saya langsung mual muntah dan pusing. Keluar masuk toilet demi muntah yang terus menerus keluar. Badan saya sampai lemas dan akhirnya saya dibawa ke rumah sakit terdekat. Disana saya diinfus dan diberi suntikan obat, dan Puji Tuhan keadaan saya membaik.Â
etika hendak pulang dan membayar tagihan rumah sakit, jumlah uang yang harus dibayarkan cukup fantastis, terlebih pada saat itu saya tidak punya asuransi. Yang saya tahu adalah jika saya ikut asuransi, kemudian suatu saat saya ada klaim, bisa saja klaiman tersebut ditolak dan sebagainya, ataupun proses klaim yang ribet ini dan itu. Duhhh,, stigma tersebut mempengaruhi pikiran saya sehingga saya mengesampingkan apa itu manfaat asuransi. Kembali ke cerita saya tadi, saya pun akhirnya harus merogoh kocek yang lumayan agar bisa keluar dari rumah sakit, sebagian dari dana sendiri dan sebagian lagi hasil pinjaman dari saudara yang masih mau membantu.
Pada saat itulah saya sadari bahwa sebanyak uang apapun uang yang kita miliki, bisa habis juga dalam sekejap mata karena kondisi kesehatan yang drop. Â Dari kejadian yang saya alami, pikiran saya mulai terbuka untuk mulai mencari-cari program asuransi yang mana manfaatnya bisa saya rasakan mulai dari klaiman tagihan rumah sakit, dan biaya-biaya lainnya.
Dari pencarian saya tersebut, saya menemukan jawaban yang saya cari, Sun Life Financial. Salah satu produk Sun Life adalah "Sun Medical Platinum", yang mengklaim sebagai produk perlindungan kesehatan berstandar dunia. Sun Medical Platinum merupakan asuransi tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan lengkap hingga usia 88 tahun. Selain itu, produk asuransi ini juga asuransi kesehatan pertama yang menyediakan perawatan untuk efek samping kemoterapi dan terapi pendukung untuk pemulihan seperti terapi wicara dan terapi okupasi.
Ada banyak sekali manfaat dari Sun Medical Platinum ini, diantaranya :
* Â Â Â Â Didukung fasilitas jaminan asuransi di jaringan RS Â rekanan seluruh dunia
* Â Â Â Â Penggantian biaya perawatan dibayarkan sesuai tagihan sampai dengan Rp 7.5 miliar
* Â Â Â Â Manfaat tunai sampai dengan Rp 2.5 juta per hari
Wah, lengkap banget kan fasilitas dan manfaatnya. Jadi, aku makin mantap dan yakin buat pilih Sun Medical Platinum dalam hal menjaga kesehatanku. Karena aku tahu sekarang kalau kesehatan itu tak tergantikan. Sehat itu asset pribadi kita yang tidak bisa dilimpahkan/diturunkan ke orang lain. Percuma loh punya uang banyak tapi kalau kita gak sehat. Tidak bisa menikmati apapun. Tetapi kalau kita sehat, uang masih bisa dicari
Life adalah "Sun Medical Platinum", yang mengklaim sebagai produk perlindungan kesehatan berstandar dunia. Sun Medical Platinum merupakan asuransi tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan lengkap hingga usia 88 tahun. Selain itu, produk asuransi ini juga asuransi kesehatan pertama yang menyediakan perawatan untuk efek samping kemoterapi dan terapi pendukung untuk pemulihan seperti terapi wicara dan terapi okupasi.