Mohon tunggu...
Ibnu Azis
Ibnu Azis Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger, content writer, self employed, social media journalist.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pete Cashmore, dari 20 Postingan per Hari, Kini Dogoda Rp 1,8 Trilyun

13 Maret 2012   12:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_168364" align="aligncenter" width="600" caption="Pete Cashmore, CEO dan Founder Mashable (Foto: businessweek.com)"][/caption] Ia masih sangat muda. Pada 18 September nanti usianya akan menginjak 27 tahun. Pete Cashmore dikenal sebagai CEO dan founder Mashable, sebuah blog yang menyajikan konten seputar dunia teknologi, media sosial, dan web culture. Siapa sangka jika Pete Cashmore adalah orang desa. Ia dilahirkan di pedesaan Banchory, Skotlandia. Ia adalah sosok anak rumahan. Menghabiskan banyak waktu di kamar dan berteman dengan internet karena masalah kesehatan. Namun kecintaannya dengan internet yang mencandu, justru melahirkan sebuah ide. Ide gemilang nan cemerlang. Sebuah ide yang kemudian dieksekusi oleh Pete Cashmore sendiri. Dan sebuah ide yang di masa depan dikenal dengan nama Mashable. Bagi Pete Cashmore, internet laiknya sebuah dunia. Dunia kedua setelah dunia nyata. Di dunia kedua ini juga memiliki kehidupan. Juga memiliki tren. Dan juga memiliki budaya. Dan pelbagai ekosistem yang terjadi di dunia kedua ini belum tentu juga terjadi di dunia nyata. Itulah ide yang diusung Pete Cashmore bersama Mashable. Blog ini memberikan informasi terkait dengan dunia kedua. Apa yang sedang menjadi tren, bagaimana budayanya, serta semua hal yang diperbincangkan di dunia maya. Pete Cashmore fokus pada konten media sosial. Sebab media ini adalah media warga. Pete Cashmore membangun Mashable sejak usianya masih 19 tahun di Aberdeen, Skotlandia, pada tahun 2005. Ia sadar dirinya miskin relasi. Pun juga tidak tinggal di lokasi strategis. Sebut saja Silicon Valley. Namun Pete Cashmore yakin jika peluang itu ada. Pangsa pasar menjanjikan akan kebutuhan informasi seputar Facebook, Twitter, teknologi, gadget, dan lain sebagainya. Di awal berdirinya Mashable, blog ini kerap mendapat kritikan pedas. Pembaca menyindir jika Mashable tidak konsisten dalam pemilihan sumber. Selama ini Mashable berkoar-koar sebagai blog terdepan dalam menyajikan berita media sosial. Namun ternyata hanya memosting kembali berita-berita utama dari media mainstream. Menanggapi kritik tersebut, Pete Cashmore langsung bertindak cepat. Ia menjawab dengan sebuah kebijakan. Mashable tidak lagi asal mengutip berita dan melakukan penjajakan serta pemilihan berita yang sesuai. Alhasil sekarang, Mashable kian menggurita. Blog besutan Pete Cashmore kini menjadi rujukan utama pengguna internet yang ingin menggali informasi seputar dunia media sosial, web culture, dan teknologi. Pada tahun 2009 Majalah Time mengganjar Mashable sebagai One of the 15 Best Blog in 2009. Dalam sebulan, Mashable mampu menjaring 50 juta lebih pageviews dan masuk dalam top rangking 250 Alexa. Lantas bagaimana dengan Pete Cashmore sendiri? Pada tahun 2009, Pete Cashmore dinobatkan oleh Majalah Inc masuk sebagai 30 pemuda paling berpengaruh di internet. Pada tahun 2007, Pete Cashmore masuk Top 25 Forbes Web Celebs. Dan tahun 2009, ia juga dinobatkan sebagai salah satu Top 10 Game Changers 2009 oleh Huffington Post. Konon, Mashable memiliki pemasukan USD 560.000 hingga USD 600.000 per bulan (2011). Lantas bagaimana Pete Cashmore membangun Mashable? Sangat simple. Selain tekun dan menerapkan disiplin tinggi, Pete Cashmore juga konsisten serta sabar. Ia tak kenal lelah di awal pendirian Mashable. Pete Cashmore dalam menyajikan Mashable selalu berpegang pada lima pilar; breaking news, how to, list, review, serta polling. Mashable sebagai media penyaji informasi media sosial juga tak lupa akan pentingnya peranan media sosial. Mashable hingga kini memiliki 2 juta lebih pengikut di Twitter dan 800 ribu lebih like di Facebook. Hari ini, Selasa (13/03/12), Mashable dirumorkan tengah dilirik media top Amerika Serikat, CNN, untuk diakuisisi. Dan tak tanggung-tanggung, nilainya hingga mencapai USD 200 juta atau sekitar Rp 1,8 trilyun. Angka yang sangat luar biasa bagi sebuah blog. Pete Cashmore  memiliki kedekatan dengan CNN. Ia menjadi kolomnis tetap di kanal media sosial dan teknologi di situs CNN. Apakah Pete Cashmore tergiur dengan tawaran ini, atau ia tetap kekeh dengan idealisnya dan tetap menjalankan Mashable sebagai media independen? Pete Cashmore dengan Mashable adalah sedikit dari teknopreneur yang memulai dari sebuah blog. Masih ada Michael Arrington (TechCrunch), Gina Trapani (Lifehacker), Matt Marshall (Venture Beat), Ewdison Then (Slash Gear), dll. Hanya sebuah blog. Tidak lebih. Aksi Pete Cashmore dengan Mashable-nya dapat dijadikan teladan bagi blogger tanah air. Jika menulis dan menulis, berbagi dan berbagi, selain memberikan manfaat pada sesama, juga akan menghasilkan sesuatu di masa depan. Saat pertama kali merintis Mashable, Pete Cashmore menghabiskan waktu 20 jam dalam sehari untuk ngeblog. Dari Aberdeen, Skotlandia, kini Mashable ber-head quarter di New York dan Palo Alto, Amerika Serikat. Dari sosok anak desa, kini Pete Cashmore menjelma menjadi seorang teknopreneur. Dan dari 20 postingan per hari, kini Mashable digoda Rp 1,8 triyun oleh CNN.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun