Mohon tunggu...
Sherlie Anisa
Sherlie Anisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permata Sejarah di Pulau Penyegat Masjid Sultan Riau

18 Oktober 2024   22:27 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:48 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid Sultan Riau yang terletak di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau merupakan salah satu masjid tertua dan paling ikonik di Indonesia. Dibangun pada abad ke-18, masjid ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam dan peradaban Melayu di wilayah tersebut. 

Pembangunan Masjid Sultan Riau dimulai pada sekitar tahun 1761 atas inisiatif Sultan Mahmud Syah III. Pada awalnya, masjid ini hanya berupa bangunan sederhana dari kayu. 

Namun, seiring berjalannya waktu, masjid ini terus mengalami perluasan dan renovasi. Salah satu tonggak penting dalam sejarah Masjid Sultan Riau adalah renovasi besar-besaran yang dilakukan pada tahun 1832 di bawah kepemimpinan Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda ke-7 Kerajaan Riau-Lingga. 

Pada renovasi ini, masjid dibangun kembali dengan menggunakan bahan yang lebih kuat dan kokoh, seperti beton dan campuran putih telur. Masjid Sultan Riau memiliki arsitektur yang sangat khas, memadukan gaya Melayu, Arab, India, dan Turki. Beberapa ciri khas arsitektur masjid ini antara lain:

 * 13 anak tangga yang melambangkan 13 rukun shalat.
 * 5 pintu yang melambangkan 5 rukun Islam.
 * 6 jendela yang melambangkan 6 rukun iman.
 * Kubah berjumlah 13 buah yang melambangkan 13 nabi dan rasul.
 * Bahan bangunan masjid ini menggunakan campuran putih telur membuat bangunan menjadi lebih kuat dan tahan lama.

Masjid Sultan Riau tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki peran penting dalam sejarah dan kehidupan masyarakat Melayu. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial. Banyak ulama dan tokoh masyarakat terkemuka yang pernah belajar dan berkumpul di masjid ini. 

Pemerintah dan masyarakat setempat terus berupaya melestarikan Masjid Sultan Riau sebagai warisan budaya yang sangat berharga. 

Berbagai upaya telah dilakukan, seperti perawatan bangunan, pengembangan kawasan sekitar, dan promosi wisata. Saat ini, Masjid Sultan Riau menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer. Setiap tahun, ribuan pengunjung datang untuk menyaksikan keindahan arsitektur dan merasakan suasana spiritual di masjid ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun