Mohon tunggu...
Sherin Salsabila Ramadhanty
Sherin Salsabila Ramadhanty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa K3 FKM UI

Budaya K3, Budaya Kita

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Dikejar Deadline, Kehabisan Energi: Tips Ampuh Anti-Fatigue untuk Mahasiswa!

18 Desember 2024   10:46 Diperbarui: 18 Desember 2024   10:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fatigue, atau kelelahan merupakan gejala subjektif yang membuat tubuh dan pikiran terasa kehabisan energi. Jenis fatigue yang paling sering dialami mahasiswa adalah physiologic fatigue, yaitu kondisi tubuh yang kehabisan energi akibat terlalu banyak bekerja atau kurang tidur.  

Bagi mahasiswa, kelelahan akibat tekanan akademik bukanlah hal baru, tetapi sudah menjadi "ritual" wajib, terutama saat semester berjalan semakin menantang. Di awal perjalanan kuliah, banyak mahasiswa yang merasa kehabisan energi karena kesulitan mengatur strategi belajar yang efektif, mulai dari perencanaan, pemantauan, hingga refleksi terhadap pembelajaran mereka. Ketidakmampuan ini sering kali jadi pemicu utama kelelahan. Ditambah lagi, tekanan akademik seperti tumpukan tugas, ujian, dan deadline yang terasa semakin dekat seakan mengejar setiap waktu.

Tak berhenti di situ, stres akademik juga diperburuk oleh faktor lain seperti keterbatasan keuangan, kesulitan mengatur waktu, bahkan rasa takut akan kegagalan. Semua ini membuat mahasiswa terjebak dalam siklus kelelahan yang tak hanya menurunkan motivasi, tetapi juga memengaruhi kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.

Deadline yang terus mengejar dapat memicu burnout, yaitu kondisi kelelahan emosional yang membuat mahasiswa merasa bosan, kewalahan, hingga pada akhirnya kehilangan motivasi untuk menyelesaikan tugas. Secara mekanisme, tubuh merespons stres dari deadline dengan meningkatkan kadar hormon kortisol, yang awalnya membantu untuk tetap fokus dan sigap. Namun, jika stres berlangsung terus-menerus, kadar kortisol yang berlebihan justru akan membuat tubuh dan otak merasa "terbakar habis." Akibatnya, energi terkuras, suasana hati memburuk yang merasa seolah tidak mampu menyelesaikan apa pun.

Salah satu penyebab utama fatigue pada mahasiswa saat mengejar deadline adalah kurangnya waktu istirahat. Mahasiswa rela mengorbankan jam tidur mereka demi memastikan tugas selesai tepat waktu. Ironisnya, hal ini justru memperburuk kondisi fisik dan mental mereka. Tak hanya itu, rasa malas sering membuat mahasiswa menunda-nunda pekerjaan. Kebiasaan menunda ini menjadi tanda lemahnya manajemen waktu yang berujung pada tekanan luar biasa ketika deadline semakin dekat.

Tekanan ini semakin berat jika substansi tugas tergolong sulit, memaksa mahasiswa bekerja di bawah beban mental yang besar. Akibatnya, stres dan kecemasan terhadap hasil pekerjaan pun tak terhindarkan. Faktor lainnya adalah kebiasaan menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial. Aktivitas ini secara tidak sadar mencuri waktu produktif dan memperpanjang proses penyelesaian tugas. Kombinasi dari semua faktor ini menciptakan siklus kelelahan yang sulit dihindari jika tidak ada.

Mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan terhadap kelelahan akibat tekanan deadline. Namun, tidak semua mahasiswa mengalami hal ini. Fatigue lebih sering dialami oleh mahasiswa yang memiliki manajemen waktu yang buruk---mereka yang kesulitan mengatur jadwal kerja secara terstruktur. Kondisi ini semakin parah jika mahasiswa terlibat dalam banyak aktivitas, baik akademik maupun non-akademik, tanpa mengatur skala prioritas dengan baik.

Alih-alih fokus pada tugas utama, mereka sering kali menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang mendesak, sehingga pengerjaan tugas yang sebenarnya penting justru terabaikan. Akibatnya, ketika deadline semakin dekat, mereka terpaksa bekerja dalam waktu singkat dengan intensitas yang tinggi. Pola seperti ini tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga berdampak buruk pada kualitas hasil tugas dan kesehatan mental mahasiswa.

Fatigue bukan hanya sekadar kelelahan fisik, melainkan suatu kondisi yang bisa mengganggu kinerja seseorang. Beberapa tanda umum yang menunjukkan bahwa seorang mahasiswa mengalami kelelahan serius adalah hilangnya energi meski sudah beristirahat dan berkurangnya motivasi untuk menyelesaikan tugas. Mahasiswa yang mengalami fatigue sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, membuat mereka sulit memahami materi atau menyelesaikan tugas dengan optimal. Ironisnya, meskipun sudah sangat lelah, mereka justru mengalami gangguan tidur, di mana pada keadaan ini hanya memperburuk keadaannya. Selain itu, fatigue dapat mempengaruhi emosi, menyebabkan kecemasan, kemarahan, atau bahkan depresi yang pada akhirnya menurunkan kualitas pekerjaan atau kinerja dan prestasi akademik mereka. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sahni pada tahun 2020, fatigue yang dialami akibat tekanan deadline yang terus-menerus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Menurut sebuah studi, kelelahan kronis dapat mengganggu sistem imun tubuh, meningkatkan risiko depresi, serta menurunkan kualitas tidur. Kelelahan juga dapat mengurangi kemampuan otak untuk berkonsentrasi, yang pada gilirannya mempengaruhi performa akademik mahasiswa.

Mahasiswa yang terus-menerus mengalami kelelahan rentan terhadap beban tugas yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas mereka. Kondisi ini sering memicu siklus stres yang sulit dihentikan, sehingga menghambat kemampuan mereka untuk menghadapi tekanan. Akibatnya, kualitas pembelajaran menurun, begitu pula hubungan sosial yang mereka jalin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun