Mohon tunggu...
sherin2042
sherin2042 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

A Pluchritude

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Mengulas Rindu di Langit Sewon

7 Agustus 2021   20:20 Diperbarui: 18 Agustus 2021   19:23 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi pandemi yang membatasi hampir seluruh mobilitas semakin membuat sulit melakukan aktivitas yang ada. Apalagi kalau bukan liburan salah satunya. Masyarakat harus mengurungkan niat untuk melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman, berkumpul bersama sanak saudara atau bertemu teman masa kecil. Tentu ini adalah keputusan yang cukup pahit, namun tentunya ini semua demi kebaikan bersama.

Yogyakarta merupakan salah satu destinasi primadona jika hendak pulang kampung atau berlibur. Tidak heran sejak adanya transmigrasi dari dulu. Bagi masyarakat Yogyakarta tentu sudah tidak asing dengan Sewon. Bukan kecamatannya, melainkan dukuhnya. Dukuh cantik dengan masyarakat dan alam yang sangat bersahabat. Dukuh Sewon terletak di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Kecamatan Sewon dan Dukuh Sewon namanya sama namun tingkat wilayahnya berbeda. Dukuh Sewon adalah satu dari 16 dukuh di Desa Timbulharjo yang terletak di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Sewon termasuk kecamatan yang maju memang terkenal dengan potensi wisatanya.

Topografis tanah yang rata membuat sebagian masyarakat bermatapencaharian di sektor pertanian. Tidak heran hamparan sawah indah dan asri yang memanjakan mata ketika melewatinya. Desa Timbulharjo sendiri memiliki beberapa objek wisata disekitarnya, seperti Tembi Rumah Budaya, Omah Tembi Homestay, dOmah Hotel Yogya, Warung Sawah Tembi, Yabbiekayu, dan yang lainnya. Tidak lupa Pasar Seni Gabusan sebagai ciri khas dari Kecamatan Sewon.

Hal terfavorit ketika pulang ke dukuh ini adalah mengitarinya hampir seharian dengan sepeda, terlebih bersama saudara atau anak-anak yang tinggal di sekitar. Pulangnya makan siang bersama atau menonton pertandingan voli di lapangan atau memilih tidur siang pun cocok rasanya ditemani cuaca yang cenderung panas diselingi angin semilir sejuk. Sore harinya pergi mengunjungi beberapa titik salah satunya Pasar Gabusan sambil menikmati matahari yang bakal terbenam. Terlihat sederhana, namun memiliki kesan yang luar biasa, terlebih jika di masa pandemi yang hanya bisa mengulik kembali waktu yang rupanya berharga.

Semoga kita semua dapat melewati masa-masa sulit ini hingga sampai pada waktu yang normal kembali. Memang sulit rasanya, tetapi kita harus selalu berdoa dan yakin bahwa Tuhan memiliki rencana yang jauh lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun