Mohon tunggu...
Sheril Fardiana
Sheril Fardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro Kontra Kenaikan Harga BBM Tergantung Sudut Pandang Rakyat terhadap Pemerintah

18 September 2022   11:00 Diperbarui: 18 September 2022   11:01 2961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Beberapa waktu yang lalu kita dibuat terkejut dengan adanya pengumuman dari pemerintah tentang kenaikan harga BBM ( Bahan Bakar Minyak).  Tentu berita ini sangat mengejutkan bagi masyarakat khususnya rakyat yang ekonominya tergolong lemah. Tetapi Sebenarnya pemerintah sudah memperhitungkan dengan matang mengapa BBM harus dinaikkan. Terutama hal ini disebabkan karena krisis secara global diseluruh dunia. Tingginya harga minyak dunia akibat perang, seperti perang Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini belum selesai ataupun akibat pengaruh covid-19 yang melanda disemua negara diseluruh dunia. 

       Berita ini menjadi bahan pembicaraan hangat sehari-hari. Terutama ibu ibu dipasar, buruh atau pegawai harian yang kerja di pabrik yang dimana upahnya hanya bisa untuk makan saja. Padahal kebutuhan lainnya seperti biaya sekolah anak-anak, bensin untuk berangkat bekerja, ongkos angkutan umum dan lain sebagainya. Fenomena itu sudah biasa kita lihat. Tentu saja dari pembicaraan mereka bisa kita lihat mereka lebih banyak mengeluh daripada setuju. Mereka sangat menyayangkan keputusan pemerintah ini dan meminta pemerintah berpikir ulang yang ditandai dengan banyaknya unjuk rasa, terutama para mahasiswa yang kritis dan merasa miris dengan adanya kebijakan ini.

       Yang dikawatirkan dari kenaikan BBM ini adalah dampaknya. Terutama yang menyangkut kebutuhan masyarakat sehari-hari. Seperti yang kita ketahui bahwa di era digital seperti sekarang ini semua pasti akan memuat berita tentang masalah ini. Semua lapisan masyrakat bisa menyaksikan bagaimana pendapat para pakar khususnya di televisi dan internet. Pemberitaan ini membuat masyarakat terbelah dalam menyikapi. Ada yang setuju ada tidak setuju atau pro dan kontra.

       Seperti yang diketahui bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat sebagai bentuk pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Adapun bantuan yang disiapkan pemerintah sebesar Rp24,17 triliun. Pertanyaannya sekarang, apakah bantuan pemerintah bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi rakyat dalam menghadapi kenaikan barang kebutuhan akibat dari kenaikan BBM ? Jawabannya tentu saja tidak banyak membantu. Mungkin untuk kebutuhan satu atau beberapa bulan kedepan, namun untuk selanjutnya apa yang bisa diharapkan rakyat dari keadaan yang sangat berat ini. Jadi, apakah solusi dari pemerintah dengan memberikan subsidi ini adalah jalan keluar yang terbaik ?. Mungkin untuk sementara kebijakan inilah yang dapat dikeluarkan pemerintah  untuk mengatasi masalah ini. Dan kita sebagai masyarakat harus mempersiapkan diri menghadapi masalah ini dengan berperilaku kreatif untuk menambah pendapatan.

       Sebenarnya banyak yang mengerti mengapa pemerintah mengambil kebijakan seperti ini. Tetapi yang dikeluhkan adalah apakah tidak ada kebijakan lain selain menaikkan harga BBM. Masalah ini sebenarnya sudah sering terjadi pada pemerintahan sebelumnya. Dan pemerintah yang sekarang tentu banyak belajar dari kejadian seperti ini dari pemerintahan sebelumnya, apa dampaknya bagi masyarat luas karena pastinya pemerintah tentu sudah paham betul yang akan terjadi. Hal ini bisa dilihat dari pemberian bantuan pada masyarakat yang ekonominya tergolong rendah.

       Naiknnya bahan bakar minyak ( BBM ) memang memjadi masalah yang sangat menakutkan bagi masyarakat. Bahkan masih menjadi isu bahwa BBM mau naik saja bahan bahan dipasar sudah mulai naik. Hal inilah yang seharusnya juga menjadi perhatian pemerintah. Isu isu seperti ini sudah biasa terjadi. Dan jika ini dibiarkan terus terjadi, maka rakyat kecil yang akan memjadi korbannya.

       Oleh karena itu, pemerintah selain memberikan bantuan subsidi diharapkan juga harus pro aktif dalam melihat fenomina menjelang kenaikan BBM. Pengawasan secara menyeluruh dengan dibantu oleh semua aparat yang berkepentingan sangat dibutuhkan. Demikian juga peran serta masyarakat untuk segera malapor jika terjadi tindangan dari segelintir orang yang mengambil kesempatan dalam situasi seperti ini.

       Sebenarnya masyarakat sudah banyak yang terbiasa dengan situasi seperti ini. Terutama daerah pedesaan. Mereka hanya bisa pasrah dan menerima keadaan ini dengan tidak melakukan tindakan seperti demonstrasi. Masalah ini hanya dijadikan bahan pembicaraan sehari hari sambil menunggu situasi reda dengan sendirinya. Seakan akan sudah tidak terjadi apa apa walaupun bahan bahan ataupun transportasi naik. Adaptasi masyarakat terhadap masalah seperti ini paling tidak hanya sebulan. Namun yang paling banyak bergerak dalam menghadapi situasi ini biasanya sebagian daerah perkotaan, pelajar dan mahasiswa, ataupun massa buruh yang memang sudah dikoordinir. Mereka terus meneriakkan penolakan terhadap kenaikan harga BBM bahkan ada yang anarkis bentrok dengan aparat, membakar ban bekas ditengah jalan dan lain sebagainya.

       Kalau dilihat dari tindakan mereka seakan akan anarkis. Padahal niat mereka luhur untuk membantu menyuarakan pikiran masyarakat. Mereka rela panas panasan, desak desakan dll . Namun apa yang telah mereka perbuat seakan dilema. Disatu sisi para mahasiswa sebenarnya mengerti apa yang telah terjadi sehingga pemerintah mengambil kebijakan itu. Tapi disisi lain ada yang dikorbankan akibat kebijakan itu yang harus mereka perjuangkan.

       Pro dan kontra adalah hal biasa dalam alam demokrasi. Asalkan cara penyampaiannya dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Namun Terkadang dalam memperjuangkan aspirasi rakyat ini ditunggangi oleh pihak tertentu. Terutama yang berkaitan dengan politik. Apalagi sebentar lagi kita akan menghadapi pemilu. Dengan adanya tunggangan politik biasanya keadaan akan semakin semrawut. Niat baik dari pihak pemerintah biasanya diputar balikkan. Dijadikan isu isu yang menyudutkan pemerintah. Hal ini tentu saja akan membuat masyarakat menjadi semakin bingung. Seakan akan pemerintah tidak membantu dalam menghadapi gejolak dimasyarakat akibat adanya keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
Apalagi sekarang acara ditelevisi seakan akan menjadi ajang acara untuk menyudutkan pemerintah. Para pengamat politik berlomba memberikan pendapat yang sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Justru situasi menjadi panas karena beradu argumen yang tidak penting. 

       Sebenarnya apa yang dilakukan pemerintah adalah untuk kebaikan negara kita. Para menteri sudah berpikir keras untuk membuat keputusan sekaligus tidak menimbulkan masalah dimasyarakat. Akan tetapi tentu saja setiap kebijakan ada plus minusnya. Kita tidak boleh mengatakan apa yang telah diputuskan oleh pemerintah adalah salah. Karena permasalahannya begitu komplek. Dan rakyat hanya tahu sepintas lalu. Memang banyak yang mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sebagian besar masyarakat kita hanya tahu garis besarnya saja. Mereka hanya bisa menyayangkan mengapa pemerintah mengambil kebijakan seperti itu. Disaat banyak cara yang dapat dilakukan selain dari kenaikan harga BBM sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun