Berhari-hari Raden Wijaya menetap di Songeneb. Dalam perbincangan serius Arya Wiraraja menyampaikan siasatnya. Raden Wijaya disarankan menyerah dan tunduk kepada Jayakatwang, penguasa Kadiri. Raden Wijaya harus meminta maaf walaupun itu hanya muslihat. Raden Wijaya juga disarankan meminta tempat tinggal di daerah hutan Tarik untuk dibangun pemukiman serta tempat wisata berburu. Karena tempat itu merupakan tempat kesukaan Jayakatwang untuk berburu.
Atas saran Arya Wiraraja yang juga merupakan bangsawan Singasari, Raden Wijaya mengadakan negoisasi dengan Jayakatwang untuk mendirikan sebuah pemukiman dan tempat wisata di daerah Timur kerajaan kadiri (Mojokerto) dan bersumpah tunduk di bawah kekuasaan Kadiri. Saran Arya Wiraraja dikabulkan oleh penguasa kerajaan Kadiri.
“Nanti orang-orang Songeneb yang akan membantu membabat alas Tarik untuk Raden,” lanjut Arya Wiraraja.
Negosiasi Raden Wijaya dengan Jayakatwang untuk membangun daerah Timur sebagai tempat wisata berburu dikabulkan dengan senang hati oleh Jayakatwang. Ide tersebut merupakan ide Arya Wiraraja sebagai bentuk siasat untuk membangun kekuasaan yang pada akhirnya akan melawan dan melumpuhkan kerajaan Kadiri. Sejumlah 300 pasukan yang diperbantukan untuk Raden Wijaya sampailah di hutan yang bernama Tarik.
Pembukaan hutan Tarik merupakan pekerjaan berat. Sedikitnya perbekalan mempercepat lemahnya kondisi pasukan pembabat hutan. Beberapa orang dari 300 pasukan Songeneb kelaparan sehingga mereka mencari sesuatu yang bisa dimakan dan mengenyangkan perut. Bertemulah dengan buah yang kemudian bernama Maja. Rasanya begitu pahit. Maka, atas inisiatif Raden Wijaya, kelak tempat tersebut akan diberi nama Kerajaan Majapahit.
Satu rahasia lagi yang dicetuskan pasukan 300 dari Songeneb. Menurut Yosuki, penemuan teh tarik juga merupakan inisiatif pasukan 300. Ketika kelelahan dan kehausan, mereka berinisiatif mencoba memetik pucuk daun teh di dalam hutan Tarik. Pucuk-pucuk teh tersebut kemudian disedu dengan air susu sapi yang direbus dan diberi sedikit sekali gula. Mereka menamakannya teh tarik. Teh yang berasal dari Hutan Tarik. Itulah pertama kali ditemukannya resep seduhan teh tarik yang dikenal saat ini. Bukan dikenalkan oleh Malaysia dan Singapura karena saat itu kedua negara tersebut dalam kekuasaan wilayah kerajaan Majapahit.
Ada lima hal penting dalam mitos pasukan 300 dan teh tarik. Pertama, pasukan 300 dari Songenep menjadi hebat luar biasa karena isteri-isteri mereka. Kedua, gagasan dan siasat pembukaan hutan tarik menjadi pemukiman dan tempat wisata merupakan siasat yang dicetuskan Arya Wiraraja dari Songeneb. Ketiga, segala jenis benda tajam seperti alat perang dan pertanian yang berasal dari Songeneb merupakan jenis logam yang paling kuat dan tajam. Keempat, nama Majapahit juga terinspirasi dari makanan yang dimakan oleh pasukan 300. Dan, kelima, teh tarik dikenalkan pertama kali oleh pasukan 300.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H