Pernah mendapatkan spam telepon dari nomor tidak di kenal?? Bahkan berulangkali dengan puluhan bahkan ratusan nomor berbeda?? Hal ini tentu sangat menganggu dan menimbulkan kecemasan karena mengalihkan fokus seseorang. Jika kamu pernah mengalami hal ini, simak penjelasan berikut!
Seperti yang kita ketahui, spam telepon merupakan panggilan yang masuk secara berulang dengan frekuensi panggilan yang begitu banyak dan menggangu kenyamanan beraktivitas di telepon genggam, spam telepon biasanya datang dari nomor asing yang tidak kita kenali.Â
Tapi selain khawatir dan cemas, pernahkah kamu bertanya-tanya? Bagaimana seseorang dapat melakukan panggilan tersebut dengan berbagai nomor asing dalam waktu singkat? Apakah ini dilakukan oleh sekelompok besar orang? Atau dilakukan oleh satu orang? Apa tujuan sebenarnya dari teknologi tersebut? Mari kita bahas semuanya dalam satu artikel ini!
Saat ini siapa yang tidak mengenal teknologi? Hampir semua generasi saat ini mengenal teknologi, bahkan hidup dengan memanfaatkan teknologi. Seperti yang sedang kita bahas saat ini, spam telepon memanfaatkan teknologi lohh! Yaitu teknologi yang disebut Bahasa Pemrograman. Dengan memanfaatkan software pemrograman, sangat mungkin bagi seseorang untuk melakukan spam telepon menggunakan berbagai nomor.
Software bahasa pemrograman sendiri beragam jenisnya, seperti Python, Notepad++, Visual Studio Code, JavaScript, C++, dan masih banyak lagi.Â
Proses dan cara kerja spam telepon melalui Layanan VoIP dan Skrip Pemrograman
Jika kalian berfikir bahwa pelaku spam telepon membeli begitu banyak kartu SIM, kalian keliru. Pada kenyataannya, pelaku spam menggunakan VoIP (Voice over Internet Protocol) dan menjalankan skrip pemrograman yang sudah disusun untuk menjalankan perintah tanpa memerlukan kartu SIM atau perangkat fisik.
Saya tidak akan memberikan sempel kode lengkap untuk membuat perintah spam telepon, namun saya akan jelaskan bagaimana sistem ini bekerja.Â
Dalam melakukan hal ini, pelaku biasanya akan menyembunyikan identitas asli dengan teknik caller ID spoofing (memalsukan nomor pengirim) dan menggunakan VPN untuk menghindari deteksi.
Pertama-tama setelah memiliki akun di layanan VoIP, user tentu harus menyusun skrip pemrograman, biasanya seseorang bisa copy paste skrip dari berbagai sumber atau dengan bantuan AI. Pada intinya, hal pertama yang dilakukan adalah menyusun skrip pemrograman untuk menjalankan perintah mengotomatisasi panggilan.
Kedua, pada skrip pemrograman pasti terdapat perintah daftar pengirim nomor, pada bagian tersebut seseorang bisa menentukan berapa jumlah nomor pengirim. Pada tahap ini lah jumlah spam telepon yang akan masuk ditentukan. Contohnya sederhana dengan Python menggunakan Twilio: Setelah memasukan nomor target kedalam perintah, masukan jumlah nomor pengirim seperti berikut ini:
# Daftar nomor pengirim (spoofed numbers)
fake_numbers = [f"+1{str(i).zfill(10)}" for i in range(100)] Â # Membuat 100 nomor acak
Setelah skrip dijalankan, maka secara otomatis sistem akan melakukan panggilan ke nomor target menggunakan 100 (atau sesuai perintah) nomor acak untuk melakukan spam telepon menggunakan file XML yang di hosting untuk memberikan pesan suara atau sekedar menganggu penerima panggilan.Â
Biasanya hal ini dilakukan oleh sekelompok orang, namun sangat mungkin juga dilakukan seorang diri, tergantung maksud dan tujuannya. Karena hanya dengan mengandalkan jaringan internet dan pengetahuan pemrograman, seseorang dapat melakukannya.Â
Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa teknologi seperti ini diciptakan jika membahayakan? Pada dasarnya, bahasa pemrograman dimanfaatkan untuk banyak hal yang bermanfaat, berbagai software yang telah kita manfaatkan juga merupakan hasil pemrograman.Â
Dalam hal ini, tindakan sejenis biasanya dimanfaatkan untuk Verivikasi Otomatis (OTP), layanan pesan otomatis, untuk menyampaikan informasi produk (dengan izin pelanggan), notifikasi otomatis seperti pengingat jadwal, broadcast pesan massal kepada karyawan atau pelanggan, dan masih banyak lagi manfaatnya.Â
Namun, kita tidak akan luput dari penyalahgunaan teknologi yang begitu pesat saat ini. Oleh karena itu, diperlukan langkah yang tepat untuk menyikapi perkembangan teknologi dengan penuh tanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H