Pada era modern ini, kita disuguhkan dengan banyak fasilitas yang memungkinkan kita untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Satu diantaranya, kita dimudahkan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi telah memainkan peran besar dalam menyebarkan informasi dan berbagai paham-paham tertentu. Disamping itu, kita juga dihadapkan dengan era modernisasi. Terjadi perubahan sosial yang cepat dan perubahan pola perilaku masyarakat yang semakin beragam, menjadi tantangan tersendiri dalam mempertahankan budaya daerah agar tetap terjaga.
Khususnya kepada generasi muda, tidak dapat dipungkiri akan kita temukan pandangan mereka yang menganggap bahwa budaya yang kaitannya dengan adat istiadat atau tradisi merupakan mitos tanpa makna. Kurangnya perhatian dan pemahaman generasi muda berkaitan dengan keberlangsungan tradisi menjadikan mereka cenderung memandang sepele dan kurang berminat untuk aktif terlibat dalam kegiatan tersebut. Maka baik warga maupun pemerintah, keduanya akan bekerja sama dalam mempertahankan budaya yang sudah ada agar tetap ada.
Pemerintah provinsi Jawa Tengah memberikan perhatian kepada Upacara Sedekah Ketupat dengan mengajukan tradisi ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Baik kepala desa, lembaga-lembaga adat di desa Hanum, Dayeuhluhur juga turut berupaya memastikan tradisi Sedekah Ketupat dilaksanakan setiap tahunnya agar dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat baik generasi muda maupun generasi muda, agar membangkitkan minat dan kesadaran berbudaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H