Swa Bhuwana Paksa, seorang TNI merupakan Sayap Tanah Air. Profesi penuh tantangan dan rintangan, menjadi kekuatan bangsa Indonesia dalam mempertahankan keamanan dan kedaulatan. Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, bergabung menjadi anggota TNI masih menjadi cita-cita banyak orang. Keinginan mengabdi sebagai Tentara Nasional Indonesia merupakan panggilan jiwa yang merefleksikan integritas terhadap bangsa dan rasa cinta tanah air. Perlu semangat juang yang tinggi serta komitmen dalam mengabdikan diri sebagai anggota TNI.
Dalam konteks pendidikan, terdapat momen dalam sesi pembelajaran ketika seorang guru mengajukan pertanyaan yang nampaknya sederhana namun tertuang makna mendalam, "Apa cita-cita mu?". Dengan penuh keyakinan, satu suara kecil menyatakan ditengah keramaian jawaban, "Aku ingin jadi TNI". Melihat kalimat tersebut keluar dari seorang anak-anak dibangku sekolah, terdengar sederhana, namun memperlihatkan harapan mendalam untuk menjaga tanah air.
Mewujudkan cita-cita sebagai Tentara Nasional Indonesia tidak sebatas preferensi profesi, tetapi juga bentuk panggilan jiwa yang merefleksikan rasa patriotisme dan dedikasi terhadap bangsa dan negara. Dalam esai ini, kita akan menggali lebih dalam makna di balik jawaban tersebut, serta bagaimana cita-cita ini mencerminkan semangat dan harapan yang lebih besar dari sekadar pekerjaan.
Masa kanak-kanak adalah fase manusia belajar sebanyak-banyaknya tentang kehidupan. Pada masa ini, manusia bersifat imitatif atau meniru hal-hal yang ada disekitarnya. Sebagai seorang anak-anak, lingkungan membawa pengaruh yang signifikan dalam membentuk motivasi dan inspirasi. Dimulai dari menonton televisi yang memperlihatkan peran kepahlawanan, mendengarkan cerita dari keluarga tentang pengalaman heroik, atau membaca sejarah bangsa Indonesia disekolah yang mendorong rasa kebanggaan dan keinginan untuk berkontribusi mempertahankan bangsa.Â
Cita-cita ini tercipta melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan contoh nyata yang disaksikan secara langsung tentang pengabdian dan integritas. Dalam hal ini, motivasi seseorang yang ingin bergabung dengan anggota TNI berbeda-beda sesuai dengan perjalanan masing-masing individu. Yang jelas, pembentukan motivasi berkaitan dengan cita-cita ini didapatkan melalui perjalanan hidup sehari-hari. Tidak hanya dirumah, namun juga dalam bersosialisasi dilingkungan bermain atau lingkungan sekolah. Perlu dukungan dan bimbingan lebih dari berbagai pihak agar cita-cita dapat terarah dan tercapai dengan baik, salah satunya melalui pendidikan.
Pendidikan memiliki peran vital dalam membantu individu memahami dan mengejar cita-cita mereka. Dalam hal ini, seorang pendidik dan orang tua mengemban tanggung jawab untuk memberi dukungan dan arahan dalam memahami berbagai profesi, termasuk profesi sebagai seorang TNI. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang jelas dan inspiratif guna mengembangkan pemahaman dan minatnya agar lebih jelas dan realistis.
Menggapai cita-cita sebagai anggota TNI tentu bukan hal yang mudah. Pernyataan yang disampaikan oleh Serda Baharuddin Babinsa (Bintara Pembina Desa) dari Koramil 13 Majenang, menyatakan pengalamannya menjadi seorang TNI di daerah perbatasan seperti Papua (2010-2012) dan perbatasan Kalimantan -- Malaysia. Ia menunjukkan bahwa kedisiplinan dan semangat juang yang tinggi merupakan fondasi seorang TNI.
Motivasi nya pada saat itu adalah rasa nasionalisme nya yang membawa pada rasa ingin menjaga bangsa Indonesia dengan wilayah yang sangat luas. Sikap rela berkorban dan disiplin yang tinggi menjadi sumber kekuatannya dalam menghadapi berbagai tantangan.
Menjadi seorang TNI memerlukan dedikasi dan komitmen tinggi. Diperlukan latihan fisik dan mental yang intensif, karena kesehatan fisik dan mental yang baik sangat diperlukan oleh seorang TNI. Tidak hanya itu, aspek lain yang perlu dimiliki seorang TNI adalah dengan menjunjung tinggi sikap disiplin, rela berkorban, dan solidaritas. Disiplin dibutuhkan sebagai kekuatan dalam melaksanakan tugas dengan baik dan menghadapi berbagai tantangan yang berat. Rela berkorban perlu dimiliki seorang TNI, hati yang ikhlas dan keberanian dalam menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa harus mendarah daging dalam jiwa. Tidak hanya dalam konteks pertempuran, namun juga dalam pengambilan keputusan yang bijak dan tepat disituasi sulit.Â
Solidaritas menjadi penting karena anggota TNI dituntut bekerja secara tim dan saling memberi dukungan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.