Perbandingan antara ECLIA-CT dan RIA-CT
Pada kasus pasien MTC diatas sebelum menjalani tiroidektomi total yang telah disebutkan diatas, ECLIA-CT dan RIA-CT menunjukkan hasil yang sama dan sepadan. Sementara, pada kasus pasien non-MTC yang telah menjalani tiroidektomi total atau pengangkatan seluruh kelenjar tiroid, ECLIA-CT dan RIA-CT memberikan hasil yang berbeda nyata sama dengan kasus pasien MTC yang telah menjalani tiroidektomi total di atas. Pengukuran kadar kalsitonin pasien non-MTC tersebut menggunakan RIA menghasilkan hasil varian yang bermacam-macam, sedangkan kadar kalsitonin pasien tersebut tidak terdeteksi saat menggunakan ECLIA. Dalam pengukuran kadar kalsitonin, ECLIA dan RIA menggunakan antibodi yang berbeda, yaitu RIA menggunakan antibodi poliklonal dan ECLIA menggunakan antibodi monoklonal dalam penerapan sistemnya sandwich immunoassays. Perbedaan hasil pengukuran kadar kalsitonin ECLIA dan RIA tersebut disebabkan ECLIA memiliki keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan RIA. Pengukuran menggunakan RIA memiliki kesalahan pendeteksian kalsitonin yang sebenarnya merupakan antigen. Keikutsertaan pengukuran antigen tersebut menyebabkan kadar kalsitonin yang dihasilkan oleh RIA menjadi sangat banyak. Keakuratan tinggi pada ECLIA-CT disebabkan ECLIA hanya dapat mendeteksi kalsitonin yang berada dalam keadaan matang. Selain itu, proses pengukuran menggunakan ECLIA-CT lebih cepat dibandingkan RIA-CT karena ECLIA-CT tidak memerlukan proteksi radiasi (Ito et al. 2020).
Kesimpulan
Konsentrasi kalsitonin pada ECLIA Â memiliki korelasi dengan kadar kalsitonin pada RIA. Akan tetapi, ECLIA memiliki keakuratan dan spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan RIA dalam pengukuran kadar kalsitonin. Pengukuran kadar kalsitonin ini sangat penting untuk mengetahui diagnosis kanker tiroid medular yang memiliki penyebaran kedua tercepat setelah kanker tiroid anaplastik dan tingkat agresif yang tinggi. Selain itu, peningkatan kadar kalsitonin yang tinggi pada pasien MTC pascaoperasi menandakan bahwa adanya peluang kekambuhan dari MTC tersebut. Peningkatan kadar kalsitonin tidak hanya dialami pada pasien MTC, tetapi juga dapat meningkat pada pasien non-MTC yang mengalami berbagai gangguan tiroid lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fidiawaty WA, Selvialiany, Zulfikar W. 2016. Distribusi keganasan organ tiroid berdasarkan pemeriksaan histopatologi di kota pekanbaru. JIK. 10 (2): 67-70.
Ito Y, Kaneko H, Sasaki Y, Ohana N, Ichigo M, Furuya F, Suzuki S, Suzuki S, Shimura H. 2020. Kadar kalsitonin oleh ECLIA berkorelasi baik dengan nilai RIA pada kisaran yang lebih tinggi tetapi dipengaruhi oleh jenis kelamin, TgAb, dan fungsi ginjal pada kisaran yang lebih rendah. Endocrine Journal. 67(7): 759-770.
Siswandi A, Fitriyani N, Artini I, Monitira K. 2020. Karakteristik penderita kanker tiroid di bagian rendah onkologi di rumah sakit umum daerah dr. h. abdul moelek provinsi lampung tahun 2017-2019. J Medika Malahayati. 4(3): 244-248.
Tandra H. 2013. Mencegah dan mengatasi penyakit tiroid. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari E, Hapsari RAF. 2013. Buku peran hormon sebagai regulator fungsi organ. Jakarta (ID): UIN Jakarta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H