Mohon tunggu...
Shepi Nuriansyah
Shepi Nuriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

Perkenalkan aku mahasiswa aktif UPN Veteran Jakarta yang sedang mencoba menulis. Topik yang paling aku suka banget bacanya yaitu seputar hiburan mulai dari musik, film, dan drama. Alasannya karena pasti aku menemukan pengetahuan atau inspirasi baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Inovasi Terbaru, ASI Diubah jadi Bubuk! Emang Bisa?

2 Juni 2024   22:50 Diperbarui: 2 Juni 2024   23:10 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang bayi memerlukan ASI menjadi sumber utama nutrisi saat baru lahir hingga usia 6 bulan, karena bayi belum dapat mencerna makanan padat. Adapun manfaat ASI bagi bayi antara lain mengandung zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, garam dan mineral serta vitamin) yang cukup dan sesuai untuk bayi. 

ASI juga mengandung zat pelindung terhadap infeksi oleh berbagai kuman penyakit, melindungi bayi dari diare, tidak menimbulkan alergi, dan mengurangi kejadian gigi keropos. Selain itu ASI juga bermanfaat bagi sang ibu dalam mengatasi rasa trauma dan meredakan stress ibu pasca melahirkan.

Di era perkembangan teknologi sekarang ini, banyak inovasi dilahirkan untuk mempermudah keseharian manusia. Dalam dunia kesehatan, penggunaan teknologi banyak membantu tenaga medis untuk memberikan pelayanan termasuk proses kehamilan hingga melahirkan. Bahkan saat ini hadir berbagai inovasi seperti pompa ASI elektrik yang memudahkan seorang ibu menampung ASI. 

Pada bulan pertamanya, bayi menyusu sebanyak 8–12 kali per hari. Saat bayi berusia 1–2 bulan, frekuensi menyusunya akan berkurang menjadi 7–9 kali sehari. Banyaknya kebutuhan tersebut mendorong hadirnya teknologi seperti pompa ASI untuk pumping, ASI booster untuk memperbanyak produksi ASI dan teknologi berupa freeze dried ASI agar memperpanjang masa penyimpanan ASI.

Baru - baru ini viral bahwa saat ini di Indonesia ada teknologi berupa teknik pengeringan ASI (freeze dried). Fenomena ini menjadi perbincangan setelah sorang influencer mencobanya.  Timbul pro dan kontra, ada yang menganggap bahwa teknologi ini sebagai inovasi solutif dan ada yang mengkhawatirkan tentang keamanan, efektivitas, kandungan nutrisi, kehigenisan dan bagaimana esensi ASI dalam hubungan psikologi ibu  dan anak.


Mengenal teknologi Freeze Drying Breast Milk

Freeze drying, atau Lyophilization, adalah sebuah proses di mana produk, dalam hal ini ASI, dibekukan dengan suhu -40 hingga -50 derajat celcius dan kemudian air dihilangkan melalui sublimasi (perubahan langsung dari padat ke gas) di bawah vakum. 

Penggunaan ASI freeze dried diklaim dapat memberikan kemudahan bagi seorang ibu karena menyerupai susu formula bubuk. Proses ini memungkinkan ASI menjadi bubuk yang memiliki masa simpan yang lebih lama (dari sebelumnya 6 bulan menjadi 3 tahun). Freeze Drying ASI ini sudah mulai digunakan di luar negeri, namun saat ini di Indonesia penggunaan mesin pengering untuk ASI belum berbadan POM. 

Selain masa simpan yang lebih lama, ASI bubuk juga menghemat ruang simpan dibandingkan dengan ASI yang disimpan dalam keadaan cair sehingga ketika ingin dikonsumsi ibu hanya perlu menyeduh susu sebagaimana menyeduh susu formula. ASI bubuk ini dapat digunakan sebagai campuran pada makanan bayi untuk menambah nutrisi saat anak sudah memasuki fase MPASI. 


Alur pengeringan ASI

Proses pengeringan ASI bubuk tidak dapat dilakukan secara sembarangan, perlu ada mesin untuk mengeringkannya selama 48 jam. Di Indonesia terdapat perusahaan penyedia jasa freeze dried ASI yang memiliki mesin khusus untuk mengeringkan bongkahan ASI beku menjadi ASI bubuk. 

Alur pengerjaannya pertama - tama yaitu seorang ibu dapat mengirimkan ASI dalam bentuk frozen berjumlah 1 liter yang dimasukkan ke dalam cooler box lalu dikirim ke jasa freeze dried. Proses pengerjaannya mulai dari 7-14 hari kemudian ASI dikirimkan kembali ke ibu menggunakan box berisi 20 sachet ASI bubuk per 5 gram.  


Lantas, apakah aman?

Pro kontra yang timbul dimasyarakat membuat pertanyaan besar, apakah ASI bubuk ini aman digunakan. Sampai sekarang, lembaga kesehatan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Drug Administration (FDA) belum memberikan panduan resmi mengenai keamanan dan praktik terbaik dalam penggunaan teknik freeze drying untuk ASI. WHO tetap menegaskan bahwa ASI segar merupakan sumber nutrisi yang paling baik untuk bayi dan anak - anak.   Sementara itu, FDA juga belum mengeluarkan spesifikasi atau pedoman khusus tentang produk ASI yang diolah dengan freeze drying. 

Menurut Ketua Satgas ASI IDAI, DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), freeze drying  saat ini belum memiliki bukti tentang kandungan gizi ASI dan keamanan dari bakteri dan virus. 

Ia memberikan tanggapan bahwa "Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,”jelas dr. Naomi. Ia juga menambahkan bahwa saat ini di Indonesia belum direkomendasikan penggunaanya. Pasalnya, IDAI menilai teknologi pengolahan ASI bubuk di Indonesia masih belum ada yang benar-benar mendapatkan dukungan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kehadiran Freeze drying ASI menjadi bubuk adalah sebuah inovasi teknologi kesehatan khususnya bagi bank ASI yang mungkin menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam hal penyimpanan. Inovasi ini dapat menjadi pilihan untuk ibu saat berpergian karena ASI bubuk lebih mudah untuk dibawa berpergian. 

Tetapi, tanpa pedoman yang jelas dari lembaga kesehatan dunia seperti WHO dan FDA, serta kekurangan data tentang efek jangka panjangnya terhadap nutrisi ASI, penting bagi para orang tua dan penyedia layanan kesehatan untuk berhati-hati. Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak hanya inovatif tetapi juga aman dan efektif untuk bayi serta anak-anak. 

Dalam hal ini menjadi perhatian juga bagi tenaga medis untuk selalu menekankan pada orang tua terutama ibu bahwa ASI paling baik untuk seorang bayi adalah saat ia menyusu secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun