Mohon tunggu...
Shenry
Shenry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menuju Indonesia Digital: Kemewahan atau Kewajiban?

28 Desember 2024   14:29 Diperbarui: 28 Desember 2024   14:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Digital. Sebuah kata yang sangat familiar, tapi tidak semua orang memahami arti sesungguhnya. Kata yang telah menjadi simbol dalam mengiringi kemajuan teknologi dan mengubah pola aktivitas manusia. Istilah ini sendiri seringkali dihubungkan dengan ambisi besar menuju perubahan dengan mengikuti teknologi, yaitu Indonesia digital. Sebuah perubahan dalam bidang teknologi yang diharapkan membawa perubahan yang lebih baik. Tetapi apakah Indonesia digital merupakan suatu kemewahan dalam suatu kalangan masyarakat di Indonesia, atau merupakan suatu kewajiban yang harus mencakup seluruh lapisan masyarakat yang ada?

Sangat disayangkan, langkah yang diambil Indonesia dalam bidang digital selalu tertinggal beberapa langkah lebih lambat dibandingkan negara-negara lainnya. Mengutip dari IMD World Digital Competitiveness Ranking yang dilakukan pada tahun 2024, Indonesia berada dalam peringkat 43 dari 67 negara mencerminkan rendahnya adopsi teknologi serta inovasi digital di tingkat nasional. Hal ini menunjukkan kesenjangan antara Indonesia dengan negara yang berdekatan, seperti Malaysia dan Singapura. Langkah yang akan diambil Indonesia akan menjadi titik yang krusial, karena keterlambatan dalam mengambil tindakan akan memberikan kerugian dalam menurunkan daya saing di pasar global.

Tetapi, di balik semangat menuju Indonesia digital, kita perlu kembali kepada pertanyaan sebelumnya: apakah Indonesia digital merupakan keistimewaan atau sebuah keharusan? Mengutip dari Badan Pusat Statistik melalui survei Susenas 2022, 66,48 persen dari masyarakat di Indonesia menggunakan teknologi digital. Tetapi sayangnya akses terhadap teknologi ini tidaklah merata. Menurut laporan yang diambil dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2023, di atas 80 persen masyarakat Indonesia yang mengakses internet berada di Banten dan diikuti dengan Jakarta. Banyak koneksi internet yang tidak mencapai daerah terpencil. Terlebih lagi, kesenjangan sosial dan juga ekonomi meningkatkan kesenjangan ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses teknologi sehingga memasukkannya dalam kategori kemewahan bagi yang mampu.

Indonesia digital bukan hanya sebuah istilah yang merujuk pada teknologi. Istilah ini juga mencakup peluang yang akan dihasilkan oleh digitalisasi secara merata untuk seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Digitalisasi yang merata diseluruh Indonesia dapat membuat potensi dari berbagai macam bidang, baik dalam pembangunan nasional, pendidikan, hingga akses informasi yang luas. Digitalisasi adalah kunci dari daya saing di Indonesia. Seperti akses air terhadap bersih ataupun pendidikan dasar di bangsa ini, perkembangan teknologi juga menjadi kunci dari pembangunan dan ketidakhadirannya akan menempatkan Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lainnya.

Tidaklah mudah mengembangkan Indonesia digital dengan tantangan kesenjangan teknologi yang tidak merata. Namun, tidak berarti tidak ada langkah yang dapat diambil untuk menutup kekurangan ini. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan akses teknologi di daerah yang sulit terjangkau. Pemerintah juga sudah mengupayakan program seperti 100 smart city, untuk mengenalkan teknologi digital untuk kota-kota yang terpencil.

Pengenalan teknologi tidak dapat dipisahkan dengan literasi digital yang menyeluruh. Sehingga sudut pandang masyarakat yang memakainya dapat menggunakan teknologi dengan bijak dan juga efektif. Sehingga pemakaian teknologi akan menjadi optimal.

Digitalisasi yang merata tidak akan tercapai tanpa kerjasama antara berbagai pihak yang terlibat. Contohnya kerja sama sektor swasta dengan pemerintah berperan untuk mempercepat pembangunan infrastuktur digital di setiap daerah, contohnya membangun jaringan 5G yang merata. Sebagai warga negara, penting untuk memperhatikan kebijakan yang mendukung dari digitalisasi ini sehingga membangun adanya sinergi sehingga target dapat tercapai.

Akhir paragraf, saya akan menutup dengan satu kutipan, "The internet is not a luxury, it's a necessity." di mana, internet bukanlah sebuah kemewahan tetapi suatu kebutuhan. Teknologi sering dikaitkan dengan layar yang menyala. Dan dibalik layar tersebut ada harapan untuk Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, di mana semua orang dapat merasakan dampak positif dari digitalisasi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun