Mohon tunggu...
shenoela
shenoela Mohon Tunggu... lainnya -

:-)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Momon dan Kucing

13 Desember 2015   18:48 Diperbarui: 13 Desember 2015   20:42 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyak terenyak. Lamat-lamat azan maghrib berkumandang. Teringat ia akan sesuatu yang ia yakini selama ini. Peralihan antara terang dengan gelap adalah celah makhluk-makhluk dunia lain untuk menyambangi dunia manusia.

Sarung Babe bergerak lagi. Nyak tak tahan ingin kabur ke dalam. Tapi, Momon terus mendesaknya hingga merapat ke bale-bale. Sadar tak punya pilihan, Nyak mengumpulkan segenap keberanian. Tangannya berkelebat menyambar sarung motif kotak-kotak.  

Nyak menahan napas.

Sarung tersibak.

”Miaaauuw...” terdengar eongan lirih. Wajah mungil memandang Nyak seolah tanpa dosa.

”Nasir!” seru Momon kegirangan. Ketakutannya menguap seketika. Dia menoleh kepada ibunya sambil nyengir.

”Hehe... kirain demit. Kagak taunya si Nasir.”

Nyak juga nyengir. Ia kehabisan kata-kata. Ingin bilang, Demit itu kagak ade, tetapi Nyak kadung menebar ketakutan soal makhluk halus pada anaknya. Namun, diam-diam Nyak merasa lega. Ia tak habis pikir jika yang ada di balik sarung bukanlah kucing melainkan satu kepala tanpa badan. Menyeringai, terbang melayang, lalu hup! Hinggap di lehernya.

Seperti kisah di buku-buku misteri, cairan merah segar disedot habis oleh si kepala tanpa badan. Tubuh Nyak tinggal sebongkah belulang berbalut kulit keriput. Mirip jenazah Firaun yang diawetkan. Kuduknya meremang, badan bergidik. Nyak mengusir pikiran itu jauh-jauh.

”Nyak takut juga, ye?” tuding Momon tak terduga. Rupanya, diam-diam bocah itu mengamati bahasa tubuh sang ibu.

Nyak mencibir. ”Takut? Kagak lah yaw.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun