Keberadaan akun medsos tipe pertama dan kedua ini umumnya disebabkan belum utuhnya pemahaman mengenai komunikasi sektor publik. Apalagi jika pemimpinnya gagap dalam urusan teknologi informasi dan komunikasi.
Urusan tambah ruwet manakala sang kepala instansi punya sifat narsistik. Biasanya ditandai dengan keberadaan fotografer yang tidak boleh kehilangan momentum si Bapak atau Ibu. Ciri lain adalah poster ucapan hari besar atau event apapun tapi didominasi wajah sang pimpinan.
Bos macam begini ada yang memang secara sadar punya niat pencitraan alias membangun personal branding. Ada juga yang sekadar ingin terlihat kerja. Seolah-olah dianggap tidak kerja jika tidak terpublikasikan.
Itikad baik memenuhi hak warga akan informasi memang penting. Akan tetapi, jauh lebih penting menjamin pemenuhan kebutuhan warga akan layanan yang prima di bidangnya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H