"Untung ada IndiHome. Pilihan paketnya banyak, saya ambil yang paling terjangkau," ucap Dinda. Ia mengambil paket dasar yang biaya per bulannya hanya Rp 300 ribuan. Hanya digunakan bertiga, kecepatan 20 Mbps cukup bisa diandalkan. Selama menggunakan IndiHome, belum sekalipun ia mengalami kendala berarti. Ia juga tak ragu karena nama besar Telkom Indonesia tak perlu diragukan sebagai perusahaan andal Internetnya Indonesia.
Meski nominal tagihannya tidak terlalu besar, tetap saja menjadi beban tambahan. Dari situ justru ia berpikir bahwa tambahan pengeluaran ini harus dioptimalkan menjadi penambah penghasilan. Manfaat Internet dari IndiHome tidak cuma untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ), tetapi Dinda mulai merambah bisnis daring. Dengan adanya akses internet 24 jam sehari, ia bisa mengoptimalkan bisnisnya. Ia mulai dengan menjual makanan. "Bagaimanapun juga makanan kan kebutuhan pokok ya, jadi pasti ada saja yang membeli," katanya.
Kalkulasi tersebut tepat. Produk yang ia pasarkan melalui lokapasar dan aplikasi transportasi daring terbilang laku keras. Ia terus berinovasi dan mempelajari selera pasar. Keberadaan internet benar-benar ia manfaatkan untuk terus belajar. "Alhamdulillah dari situ saya bisa bertahan," ungkapnya.
Selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha. Situasi sulit bukan alasan untuk menyerah, tapi justru untuk beradaptasi dan bekerja lebih keras. Covid-19 telah mendorong perubahan perilaku konsumen dan bisnis, banyak diantaranya akan bertahan hingga tingkat yang berbeda-beda dalam jangka panjang (Adiningsih, 2021).
Tidak berlebihan rasanya mengatakan kalau IndiHome cukup berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam dua tahun terakhir. Meski melambat di 2020, ekonomi kita bisa rebound pada 2021 dan 2022 ini. Lalu apa hubungannya dengan IndiHome?
Pada 2019, jumlah pengguna IndiHome ada di angka 7 juta pelanggan. Jumlah pelanggan IndiHome per semester I tahun 2021 tumbuh 11,4 persen secara tahunan (YoY). Seperti halnya Dinda, banyak pelanggan baru IndiHome yang memanfaatkan internetnya untuk transformasi usaha melalui kanal digital.
Sebagai sektor yang menyumbang PDB nasional sebesar 61,7 persen serta berkontribusi menyediakan 97 persen lapangan kerja, maju atau mundurnya UMKM akan sangat berdampak para ekonomi kita secara keseluruhan. Untungnya, banyak dari pelaku UMKM ini yang semakin terbiasa memasarkan produknya secara digital.
Berdasarkan laporan bertajuk Outlook Ekonomi Digital yang dirilis oleh Bain Analysis, sektor e-commerce mencatatkan pertumbuhan terbesar yang mencapai 52 persen, diikuti oleh sektor media online 48 persen, makanan dan transport 36 persen, dan travel online 29 persen.
Tahun 2020 ekonomi digital menyumbang 4 persen dari produk domestik bruto. Saat ini, PDB Indonesia mencapai Rp15.400 triliun dan meningkat menjadi Rp24.000 triliun pada 2030. Dari jumlah tersebut, ekonomi digital diperkirakan melesat delapan kali lipat dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun. Adapun, sektor e-commerce diprediksi memiliki peranan besar, yaitu Rp1.900 triliun atau setara 34 persen dari total ekonomi digital.
Seiring semakin membaiknya situasi pandemi, ada secercah harapan bagi Indonesia untuk terus bertumbuh. Transformasi digital dari pelaku bisnis UMKM harus tetap dilanjutkan dan Telkom Indonesia melalui IndiHome akan menjadi bagian penting dari upaya ini.