Pertanyaan itu udah sering kita denger. Sebenernya saya bukan cuma terbiasa anti mainstream, tetapi juga rasional. Saat membeli barang, saya nggak sekadar melihat merek tapi lebih pada fitur dan spesifikasi.
Sebelumnya, waktu pakai Suzuki Ertiga 2012 lalu, pertanyaan serupa juga sering kita terima. Maklum, saat itu duo Avanza-Xenia nggak ada lawan. Sedangkan Ertiga pemain baru. Tapi mobil keluaran Suzuki itu kemudian menjadi game changer karena menawarkan value for money paling baik.
Ertiga di harga 157 juta waktu itu (tipe GL) sudah dilengkapi impact side beam chassis, immobilizer, electronic power steering dan teknologi drive by wire. Ertiga juga menjadi pionir mobil MPV dengan penggerak roda depan (FWD). Konon, Avanza-Xenia juga akan nyerah untuk ikutan jadi FWD per tahun depan.
Balik lagi ke Almaz, saya juga sudah riset kecil-kecilan sebelum meminang mobil ini. Ternyata Wuling sudah membangun pabrik dengan investasi sangat besar di Indonesia. Mereka punya kompleks pabrik seluas 60 hektar yang terbagi atas manufaktur seluas 30 hektare dan supplier park seluas 30 hektare. Â Wuling juga bergegas membangun jaringan bengkel di berbagai daerah di Indonesia. Artinya, tidak seperti motor China yang beberapa dekade lalu sempat booming lantaran murah tapi lantas mati karena tidak ada purnajual memadai.Â
Selain itu, perusahaan SGMW sebagai produsen Wuling juga dimiliki sahamnya oleh General Motors. Jangan heran kalau Almaz mirip banget sama Chevrolet Captiva. Ya memang Captiva yang merupakan basis pengembangan Almaz. Tau sendiri dong bagaimana keandalan teknologi mobil Amerika keluaran GM.Â
Nah, terakhir yang paling penting buat teman-teman yang masih galau, test drive aja langsung. Rasakan sensasi berkendaranya. Kalau cocok, cuz ambil, nggak usah dengerin omongan orang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H