Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tidak Semua "Batik" adalah Batik

2 Oktober 2020   20:08 Diperbarui: 2 Oktober 2020   20:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis menggunaan batik betawi (dokpri)

Hari ini lini masa media sosial saya, dan mungkin juga teman-teman yang lain diramaikan dengan postingan berbaju batik. Yup, tanggal 2 Oktober adalah Hari Batik Nasional.

Pada 2 Oktober 2009, batik memperoleh pengakuan dunia dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda. Sejak saat itu, Presiden SBY meminta seluruh masyarakat Indonesia mengenakan batik tiap tanggal 2 Oktober. 

Dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jumat (2/10/2020), batik Indonesia berkembang pada zaman Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram di Pulau Jawa yaitu keraton Yogyakarta dan Solo dan meluas ke beberapa daerah seperti Banyumas, Cirebon dan Pekalongan. 

Batik Indonesia dikenal karena sejak abad ke-4 atau ke-5. Kata batik dirangkai dari kata 'amba' yang berarti kain yang lebar dan kata 'tik' berasal dari kata titik. Artinya, batik merupakan titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian rupa sehingga menghasilkan pola-pola yang indah.

Teknik dan desain batik Indonesia begitu banyak dan berbeda-beda, antara satu daerah dengan yang lain. Desain dan warna bervariasi sesuai dengan daerah dan budaya masing-masing tempat. Jadi, batik tidak cuma milik suku tertentu, sebut saja Jawa begitu. Karena ada batik Palembang, Betawi, Kalimantan bahkan Papua.

Di Batavia sendiri, alias Jakarta di masa lampau, industri batik pernah berkembang pesat. Wilayah perajin batik di Batavia kala itu mencakup Tanah Abang, Karet Tengsin, Karet Semanggi, Bendungan Ilir, Bendungan Udik, Sukabumi Ilir, Palmerah, Petunduan, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan dan Tebet. Saat ini mencari jejaknya saja sudah susah.

Daerah yang terkenal dengan industri batik seperti Yogyakarta dan Solo pun terjadi penurunan jumlah perajin. Barangkali Pekalongan yang masih bisa bertahan sampai sekarang. Bahkan perajin dari kota ini juga melayani pesanan produk-produk batik dari berbagai daerah.

Sejak ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia, serta ada perayaan Hari Batik Nasional, eksistensi batik terkerek naik. Anak muda masa kini tak malu pakai batik. Apalagi, desain, corak dan kombinasi warnanya pun semakin beragam dan mengikuti selera zaman.

Tapi, ada satu kekhawatiran saya, yakni soal pemahaman publik soal apa itu batik sendiri. Loh emangnya batik itu apa toh? 

Definisi batik secara umum yang telah disepakati pada saat konvensi batik Internaional di Yogyakarta pada tahun 1997 adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai alat perintang warna. Bilamana prosesnya tanpa menggunakan lilin batik maka tidak bisa dinamakan batik, dan dikatakan tekstil bermotif batik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun