Untuk mengatasi persoalan di bawah mistar gawang, Liverpool mendatangkan Allison dengan mahar 72,5 juta euro. Selain Allison, turut bergabung juga dua gelandang baru, Naby Keita dan Fabinho. Keputusan ini terbukti tepat. The Kop melaju kembali ke final Liga Champions 2018/2019.
Kali ini Henderson cs. sukses mematahkan perlawanan sesama klub Inggris, Tottenham Hotspur. Skor 2-0 di laga final membuat The Reds meraih gelar Liga Champions keenam sepanjang sejarah. Di Premier League pun mereka nyaris juara, hanya kurang satu poin dari pemuncak klasemen Manchester City.
Di awal musim 2019/2020, banyak pengamat yang memprediksi Liverpool akan kembali menjadi penantang serius gelar Premier League. Kali ini tidak ada transfer heboh di awal musim. Gelar juara Super Eropa menjadi awal yang indah bagi The Reds.
Liverpool tampil amat konsisten musim ini. Mereka bisa mengunci gelar juara di pekan ke-33, saat liga masih menyisakan tujuh laga. Terbentang selisih 23 poin dengan City yang mengejar di urutan kedua. Kopites nyaris saja gigit jari andai Premier League berhenti lantaran Covid-19 tanpa menetapkan juara. Untungnya hal itu tak terjadi.
Well, sebetulnya apa sih rahasia Klopp yang akhirnya bisa membawa Liverpool mengakhiri puasa juara liga selama tiga dasawarsa?
Pertama, Klopp sukses membangun karakter kuat pada tim. Sebelum datang ke Anfield, Klopp sudah tenar dengan strategi gegenpressing yang ia usung di Borussia Dortmund. Para pemain dituntut untuk secepat mungkin merebut bola ketika serangan mereka dipatahkan lawan.
Strategi ini tak selalu berjalan mulus, apalagi ketika menghadapi lawan yang cenderung bertahan. Klopp dengan ciamik memadukan gegenpressing dengan gaya tradisional Inggris Raya, kick and rush. Keberadaan striker dengan kecepatan mumpuni seperti Mohamed Salah dan Sadio Mane menjadi berkah tersendiri.
Kick and rush 2.0 ala Klopp ini tidak melulu mengandalkan umpan silang dan striker jangkung sebagai tumpuan. Tetapi sekadar mengubah arah permainan, memanfaatkan lebar lapangan untuk selanjutnya membuka ruang permainan possesion ball kembali.
Kedua, kejelian Klopp dalam memanfaatkan bursa transfer. Pada transfer window pertamanya di musim panas 2016, mantan pelatih Dortmund itu menggaet Sadio Mane dan Georginio Wijnaldum.Â
Setahun berselang giliran Mohamed Salah, Andrew Robertson, dan Virgil van Dijk bergabung. Disusul oleh Naby Keita, Fabinho, dan Allison di tahun 2018.
Ia sempat disorot lantaran dianggap terlalu boros saat belanja pemain di musim 2017/2018. Total 145,9 juta pounds digelontorkan untuk memboyong Salah, Robertson, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Van Dijk.Â