Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ini Alasan Marco Kusumawijaya Keluar dari TGUPP DKI

12 Desember 2019   08:45 Diperbarui: 13 Desember 2019   07:22 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marco Kusumawijaya mengundurkan diri dari Ketua Bidang Pengelolaan Pesisir Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Ia memutuskan keluar dari TGUPP sejak awal Desember 2019.

Seperti yang kita tahu, dikutip dari laman Republika, bahwa Marco Kusumawijaya merupakan bagian dari TGUPP bidang Pengelolaan Pesisir. Ia ditunjuk menjadi ketua tim sejak bidang tersebut dibentuk pada Juni 2018 lalu.

Ia memimpin anggota lain di TGUPP diantaranya, eks Dirjen Kelautan KKP Sudirman Saad; eks Direktur Eksekutif Walhi, Khalid Muhammad; eks ICLEI, Irvan Pulungan; pakar kelautan ITB, Muslim Muin. 

Sebelum mulai ramai diberitakan di media mainstream, kabar ini sudah lebih dulu beredar lewat cuitan akun @digeeembok pada Twitter.

twit-5df2da70097f3662d123abc2.jpg
twit-5df2da70097f3662d123abc2.jpg
Nyatanya, sampai hari ini akun tersebut tidak melanjutkan cuitan tersebut. Sementara informasi dari media daring arus utama juga terkesan kurang mendalam. Hampir semua media itu menggunakan pernyataan dari Plt. Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta sebagai kutipan.

"Info beliau ke saya, akan fokus nulis buku," begitu kurang lebih pernyataan Plt. Kepala Bappeda.

Di tengah sorotan yang sedang diarahkan pada TGUPP lantaran pembahasan anggaran di DPRD, berita keluarnya Marco tentu jadi lebih menarik. Publik semakin penasaran, apa sih alasan sebenarnya di balik ini. Berikut saya salinkan pesan tertulis yang dikirim sendiri oleh Marco melalui aplikasi pesan Whatsapp:

"Tugas Komite Pesisir telah selesai, saya (Marco Kusumawijaya) non-aktif dari kegiatan di TGUPP untuk menuntaskan penulisan buku.

Tugas pokok Komite Pesisir, yaitu menyiapkan langkah-langkah penghentian reklamasi telah diselesaikan pada September 2018, dan menyusun rencana wajah baru kawasan pesisir Jakarta tanpa reklamasi telah diselesaikan pada November 2019.

Dengan demikian seluruh tugas pokok Komite Pesisir untuk menyusun rencana kawasan pesisir Jakarta telah selesai, dan karena ada rencana menuntaskan penulisan buku, maka disepakati untuk saya non aktif dari kegiatan di TGUPP per 1 Desember 2019.

Sedangkan program perbaikan kampung yang terletak di kawasan pesisir, telah berlangsung di jalan yang benar sesuai dengan yang kami percayai. Ini semua berkat kolaborasi banyak sekali teman-teman di dalam dan di luar pemerintahan. Tentu saja “belum semua janji tertunaikan tuntas, tapi insyaalah sudah berlangsung di jalan dan menuju ke arah yang benar, dan akan tunai tuntas pada waktunya” (mengutip Gubernur Anies Baswedan).

Buku yang sedang saya tulis tentang kota-kota di Indonesia dan hubungannya dengan alam sebenarnya telah dmulai 7 tahun lalu, tapi sempat tertunda selama lebih dari dua tahun sejak 2016 ketika saya dan beberapa kawan terpanggil untuk masuk ke dalam politik praktis demi menghentikan penggusuran paksa dan reklamasi yang mencapai puncak brutalnya pada tahun 2016.

Demikian penjelasan lengkap dari yang bersangkutan, dijamin informasi ini bukan hoaks. Semoga menuntaskan rasa penasaran warganet sekalian.

Saya sendiri sekarang justru penasaran sama buku yang akan ditulis Marco. Semoga bisa lekas rampung dan diterbitkan.

Saya pertama kali kenal Marco Kusumawijaya lewat tulisan-tulisannya pada buku bunga rampai "Jakarta: Metropolis Tunggang-langgang", terbitan Gagas Media tahun 2004.

bukabuku.com
bukabuku.com
Saya mendapati buku itu saat masih kuliah di Yogyakarta, kalau tidak salah sekitar tahun 2005-2006. Sejak itu saya terpikat dengan kajian perkotaan. Tulisan-tulisan urbanis lulusan Belgia itu juga banyak menginspirasi dan membentuk pemahaman saya tentang kota.

Beberapa tahun berselang kami sudah jadi teman di ruang virtual Facebook. Dari mulanya berinteraksi secara maya, dalam satu kesempatan akhirnya saya bisa bertemu langsung dengan beliau. Meski profilnya cukup mentereng -selain dikenal sebagai urbanis dan arsitek senior, Ia juga mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta--saya mendapati kesan beliau orang yang humble.

Bahkan saat saya berkesempatan menjalani Tugas Belajar dari Pemprov DKI Jakarta, saya sering sekali numpang belajar di perpustakaan sekaligus kantor Rujak Center for Urban Studies, lembaga kajian yang didirikan Marco bersama beberapa rekan. Tidak jarang juga kami berdiskusi di sana.

Keakraban saya dan Marco saat itu cukup unik, lantaran posisi Marco yang kerap berseberangan dengan bos saya di Pemprov DKI Jakarta, mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

Menyusul perseteruannya dengan Basuki, Marco sempat menyatakan akan maju bertarung di Pilkada 2017. Kabar ini sempat saya wartakan di sini. Seiring berjalannya waktu, rencana Marco ikut bersaing di pilkada tidak terwujud. Beliau akhirnya menjadi tim pakar salah satu kandidat, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Tidak mengejutkan kalau kemudian Marco bergabung dengan TGUPP. Namun, sejak beliau bergabung ke Balai Kota, saya justru sangat jarang bertemu dan diskusi. Kalau tidak salah ingat, hanya dua kali, itu pun satu di antaranya tidak sengaja karena kebetulan bertemu saat makan siang di kantin.

Kini, Marco sudah tidak lagi menjadi bagian dari Pemprov DKI Jakarta. Tapi, saya percaya beliau masih akan terus mendukung dan memberikan masukan berharga bagi Jakarta. 

Sukses selalu Mas Marco! Sekali lagi, saya menunggu buku barunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun