Karena harus mengurus paspor, visa, dan berbagai kebutuhan lainnya saya memilih untuk berangkat tanggal 25 April. Ada waktu sekitar dua bulan untuk persiapan. Selain mempersiapkan kebutuhan dokumen dan logistik, saya juga harus siap secara lahir dan batin.
Karena harus mengurus paspor, visa, dan berbagai kebutuhan lainnya saya memilih untuk berangkat tanggal 25 April. Ada waktu sekitar dua bulan untuk persiapan. Selain mempersiapkan kebutuhan dokumen dan logistik, saya juga harus siap secara lahir dan batin. Selama persiapan dokumen dan administrasi, saya beberapa kali menggunakan fasilitas mobile banking untuk keperluan transfer dana ke perusahaan travel. Selain untuk transfer dan cek saldo, saya juga terkadang memanfaatkan fitur pembelian pulsa melalui m-banking. Masih banyak sebetulnya fitur lain yang belum saya maksimalkan.
Perjalanan yang Ditunggu-Tunggu
Hari yang dinanti-nantikan akhirnya datang juga. Senin, 25 April 2016 saya bersama bapak dan ibu mertua berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umroh. Kami tentu sangat antusias. Rasanya tidak menyangka kesempatan untuk berkunjung ke Baitullah sudah di depan mata. Perjalanan panjang dimulai sore hari itu tepat pukul 18.45 WIB. Dengan menggunakan Qatar Airways, kami harus transit dulu di Doha sebelum melanjutkan penerbangan ke Jeddah. Selasa (26/4) subuh kami mendarat dengan selamat di bandar udara King Abdul Aziz, Jeddah. Proses imigrasi yang biasanya menjadi 'ujian' kesabaran jamaah haji dan umroh kami lalui tanpa hambatan berarti.
Selanjutnya, kami harus menempuh perjalanan darat menggunakan bus menuju Madinah. Kota yang dijuluki Al Munawaroh (yang bercahaya) itu berjarak sekitar 450 km dari Jeddah. Berkat jalan bebas hambatan yang benar-benar bebas hambatan, jarak yang terbilang jauh itu dapat kami tempuh dalam waktu lima jam. Selama di Madinah, kami menginap di Hotel Al Eiman Taibah dengan jarak kurang lebih 250 meter dari Masjid Nabawi. Malam itu juga kami langsung berziarah ke makam Rasulullah SAW, Sayiddina Abu Bakar dan Sayyidina Umar ibn Khattab. Atas izin Allah juga kami berkesempatan melakukan sholat sunnah di Raudhah, satu bagian dari Masjid Nabawi yang diyakini sebagai tempat mustajab (dikabulkannya do'a).
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, “antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga” (H.R At Tirmidzi, Ahmad dan Muslim).
Keesokan harinya, Rabu 27 April 2016, kami menziarahi beberapa lokasi di sekitaran kota Madinah seperti Masjid Quba, Masjid Khomsah, Pemakaman Baqi, Jabal Uhud, dan kebun korma. Meski judulnya kunjungan ke kebun kurma, kebanyakan jamaah justru asyik berbelanja di toko yang ada di depannya. Berbagai jenis kurma dan makanan kecil lainnya dijual di sini. Kebanyakan pegawai toko adalah orang Indonesia, jadi suasananya hampir mirip lah dengan pasar-pasar di Indonesia. Hebatnya lagi, di sini juga menerima mata uang rupiah sebagai alat tukar.
Meski banyak lokasi yang dikunjungi (ataupun hanya dilewati), tepat menjelang dzuhur kami sudah kembali ke hotel. Sehingga elama di Madinah bisa memaksimalkan waktu untuk beribadah di Masjid Nabawi yang pahalanya seribu kali lipat dibanding masjid-masjid lainnya.
Hari Kamis, 28 April 2016, selepas sholat dzuhur dan makan siang kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan spiritual ini ke Mekkah. Karena akan langsung melakukan rangkaian ibadah umroh (tawaf, sa'i dan tahallul), maka kami sudah menggunakan kain ihrom sejak dari hotel. Walaupun tiba di Mekkah sekitar jam 10 malam, tidak menyurutkan langkah jamaah untuk berumroh. Jam 23.30, jamaah meninggalkan hotel Dar El Aiman Grand berjalan kaki menuju Masjidil Haram yang jaraknya sekitar 700 meter.