Â
[caption caption="Danau yang tersembunyi di tengah Pulau Kakaban"][/caption]
Datsun Risers Expedition Kalimantan Etape 1 sebentar lagi akan berakhir. Hari ini, Kamis (14/1/2016) para risers menjelajahi Pulau Kakaban yang keindahannya tak kalah dari Pulau Derawan.
 Saking nyenyaknya tidur, saya hampir saja bangun kesiangan. Jam sudah menunjukkan pukul 05.30 ketika saya membuka mata. Lekas-lekas saya sholat subuh dan langsung keluar kamar menuju beranda kamar lain yang memiliki ruang pandangan lebih terbuka ke arah matahari. Ternyata beberapa risers sudah ada lebih dulu di situ. Ya, kita semua mau melihat matahari terbit alias Sunrise. Sayangnya banyak awan di ufuk sebelah timur Pulau Derawan sehingga kami tidak bisa melihat naiknya matahari dengan jelas.
Puas melihat matahari terbit, saya langsung mandi. Sementara sebagian risers lain memilih tidak mandi karena di Pulau Kakaban mau snorkeling lagi. Setelah semua sarapan, rombongan langsung menaiki kapal menuju Pulau Kakaban. Ombak pagi tadi lumayan kencang dibanding kemarin. Bantingan di kapal terasa lebih keras. Untungnya nggak ada yang mabuk laut.
Dibutuhkan waktu 45 menit untuk menuju Pulau Kakaban dari Pulau Derawan. Sekitar jam 10.00 kapal sudah merapat ke dermaga. Pemandangannya luar biasa indah. Air lautnya jernih, hamparan pasir putih yang halus, dan pohon-pohon tinggi berdiri gagah di perbukitan yang mengelilingi pulau. Pulau Kakaban menyuguhkan keunikan alam berupa atol atau batu karang berbentuk cincin dan memiiki laguna. Proses geologis selama jutaan tahun telah membentuk danau air payau dengan airnya yang tenang di tengah Pulau Kakaban. Satu-satunya saingan Pulau Kakaban di dunia terdapat di Republik Palau kawasan Mikronesia.
Dari luar pulau, kita tidak bisa melihat langsung ke arah danau. Saya mengibaratkannya sebagai gadis cantik pemalu yang bersembunyi sehingga tidak bisa dilihat sembarang orang. Untuk menuju danau, kami harus menapaki anak tangga yang dibangun sesuai dengan kontur perbukitan. Setelah mendaki dan menurun, akhirnya terlihat danau yang luas dikelilingi hutan bakau. Teman-teman risers yang memang berniat untuk snorkeling tidak menyia-nyiakan waktu dan langsung turun ke danau tersebut. Seperti biasa, saya setia mengawal dari atas saja. Hehehe
Dari atas saja saya terkagum-kagum dengan ‘penampakan’ ubur-ubur yang berenang indah turun naik di dalam air. Berbeda dengan di tempat lain, spesies ubur-ubur di sini tidak beracun. . Teman-teman yang nyemplung terlihat asyik sekali bisa memegang langsung ubur-ubur tersebut tanpa harus takut tersengat atau gatal-gatal.
Danau Kakaban telah ditetapkan sebagai kawasan warisan dunia (World Heritage Area) pada tahun 2004 oleh UNESCO. Pulau ini benar-benar dilindungi dari pengrusakan. Bukan hanya tidak ada penginapan tetapi juga tidak ada penghuni di pulau ini. Petugas pun mengawasi dengan ketat siapa saja yang snorkeling di sini. Salah seorang penyelam tadi ada yang ditegur karena mengangkat ubur-ubur terlalu tinggi dari permukaan air.
Panitia mengalokasikan waktu dua jam untuk para riser menikmati keindahan Pulau Kakaban. Kami juga dipesankan agar tepat waktu. Dikhawatirkan air laut mulai surut sehingga kapal tidak bisa bersandar menunggu kami dermaga. Jika itu yang terjadi, maka kami harus berenang menuju kapal. Nah, karena saya paranoid maka saya bergegas turun lebih dulu bersama seorang risers lain yang juga tidak menyelam.
Melihat kondisi permukaan air di dermaga masih cukup stabil, saya mencoba turun ke pantai karena penasaran dengan pasir putihnya yang terlihat berbeda. Ternyata pasirnya memang halus sekali, setidaknya saya belum pernah menemukan pasir pantai lain yang seperti itu. Setelah itu kami langsung ke kapal. Benar saja, air mulai surut namun tidak signifikan sehingga sandaran kapal harus sedikit dimundurkan walaupun masih di area dermaga. Satu per satu risers berdatangan ke kapal.
Kami sempat singgah ‘lagi’ ke Pulau Derawan untuk mengembalikan alat snorkeling dan pelampung sebelum menuju Tanjung Redeb. Datsun Go+ Panca masing-masing tim telah berbaris rapi di dermaga ketika kami merapat ke Tanjung Redeb. Kini, kami sudah sampai di Hotel Cantika Swara yang memang cantik ini. Tak terasa ini adalah malam terakhir perjalanan Datsun Risers Expedition Kalimantan Etape 1. Besok kami akan kembali ke Jakarta sore hari menggunakan pesawat dari Bandara Berau dan singgah di Balikpapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H