"Mana?" Fardan masih kebingungan dengan sikap Meza yang terus bilang kalau ada wanita yang sedang hujan-hujanan.
"Itu!"
Fardan tetap tak tahu apa yang ada di hadapannya. Ia terus memaksa Meza dengan pertanyaan yang sama, "Mana?". Siapa sih wanita itu?
Kilatan petir tiba-tiba datang lagi. Sontak, kedua remaja menyembunyikan wajahnya. Mereka sedikit mundur dari tempat mereka berdiri.
"Loh? Ke mana cewek tadi?"
"Siapa, sih, Za? Cewek siapa?" tanya Fardan geram.
Setelah memalingkan wajahnya ke depan lagi, Meza tidak melihat sosok wanita itu. Sebenarnya sih wanita yang Meza lihat?
Hujan sudah reda pada pukul setengah 6 sore. Mereka pun memutuskan untuk meninggalkan toko roti itu. Karena hampir malam, lampu-lampu jalan sudah menyala mengisi kekosongan. Jalanan tampak sepi sehabis hujan, sepertinya hanya mereka berdua yang melintasi jalan tersebut.
"Bener kamu gak lihat cewek tadi?" tanya Meza.
"Nggak, Za! Aku gak lihat apa-apa," balas Fardan penuh penekanan.
"Cewek itu kayak apa?"