"Jadi, ada cerita kalo di sini ... ih, ngeri! Ngeri!"
Plak!
"Apaan, sih!" Terkejut dengan ucapan Fardan yang tiba-tiba meninggi, ia pun langsung memukul tubuh cowok yang ada di sampingnya itu.
"Sakit, Za!" teriak Fardan sambil memelototkan matanya berharap Meza takut padanya.
"Tau! Makanya gak usah dipotong-potong kalo cerita!"
"Ayam kali dipotong."
Meza langsung memalingkan wajahnya ke samping sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan ekspresi yang masih cemberut, gadis itu merasakan suasana yang aneh. Jantungnya berdebar lebih kencang, seperti ada sesuatu yang akan terjadi.
Hal yang tak terduga pun tiba-tiba datang. Selepas ia merasakan perasaan tak biasa itu, geledek disertai kilatan cahaya tiba-tiba datang dengan keras sampai membuatnya terkejut. Meskipun ia terkejut, ada sesuatu lagi yang mengalihkan pandangan daripada perasaan takutnya kepada geledek tadi.
"Siapa itu?" celetuk Meza. Fardan pun mengikuti arah pandang dari gadis itu. Namun, tak terlihat siapa-siapa di mata Fardan.
"Siapa?"
"Itu! Ada cewek," tunjuk Meza tanpa berpaling dari cewek yang ia maksud.