Jika film The Conjuring (2013) mendasarkan diri pada kisah nyata fenomena demonik di rumah keluarga Ron Livingston dan Lili Taylor Rhode Island pada tahun 1971, maka film “The Conjuring 2” atau “The Conjuring: The Enfield Poltergeist”(2016) berpusat pada keluarga Hodgson, yang mengalami aktivitas poltergeist (Poltergeist adalah istilah dalam dunia paranormal untuk suatu benda yang melayang dan tidak diketahui kekuatan apa yang membuat benda itu melayang. Biasanya fenomena ini terjadi di negara-negara Barat dan sampai saat ini di Indonesia pemberitaan tentang fenomena poltergeist sangat jarang) di kawasan perumahan Enfield pada tahun 1977.
Film dimulai dengan sebuah adegan dimana para peneliti gejala paranormal al., Ed Warren dan Lorraine Warren mendokumentasikan kasus pembunuhan Amityville di rumah Amityville pada tahun 1976, untuk menentukan apakah ada kehadiran roh-roh jahat dibalik pembunuhan yang dilakukan oleh Ronald DeFeo Jr yang telah membunuh keluarganya pada 13 November, 1974. Selama dalam keadaan trance (keluar roh atau menerima suatu penglihatan supranatural tentang sebuah kejadian di masa lalu), Lorraine ditarik ke dalam situasi di mana dia menghidupkan kembali peristiwa pembunuhan di masa lalu dan menemukan sosok setan dalam wujud seorang biarawati (demonic nun figure), sebelum akhirnya Loraine melihat Ed Warren tertusuk secara fatal dan mematikan. Setelah berjuang keluar dari kondisi trance, Ed Warren pun berhasil menyadarkan Lorraine.
Ketika media massa mencoba untuk mewawancarai Peggy Hodgson, Janet mulai dirasuki oleh arwah Bill Wilkins, pria yang lebih tua yang sebelumnya tinggal dan meninggal di rumah serta yang ingin mengklaim bahwa ini rumahnya. Bill Wilkins meninggal dalam sebuah kursi karena pendarahan otak. Sementara Janet mulai menunjukkan tanda-tanda lebih dari sekedar kerasukan setan, cerita akhirnya bergeser ke tokoh utama yaitu Ed Warren dan Lorraine Warren yang diminta untuk membantu Gereja Katolik dalam penyelidikan kasus keluarga Hodgson. Namun Lorraine dihantui rasa takut jika penglihatan rohnya perihal kematian Ed Warren suaminya menjadi kenyataan sehingga Lorraine mengingatkan Ed Warren untuk tidak terlalu terlibat dalam kasus ini, dan kurang menyetujui sepenuhnya untuk melakukan perjalanan ke London.
Ed Warren dan Lorraine Warren akhirnya tinggal beberapa lamanya di kediaman Hodgson untuk melakukan observasi dan penanganan gejala demonik. Ed dan Lorraine berkonsultasi dengan paranormal lainnya, termasuk Maurice Grosse dan Anita Gregory untuk mendapatkan legitimasi kasusnya. Mereka juga berusaha untuk berkomunikasi dengan roh Wilkins ' sambil berharap dapat berbicara kepadanya untuk menghentikan aktifitas melecehkan keluarga Hodgson.
Suatu malam setelah pengamat perihal gejala kerasukan Janet, yaitu Maurice Gregory menyajikan bukti video perihal Janet yang menurutnya sengaja merusak dapur agar terlihat benar-benar kerasukkan. Ed dan Lorraine yang kemudian kecewa dengan kebohongan Janet (berdasarkan informasi Maurice yang bias) kemudian meninggalkan keluarga Hodgsonsendiri namun tidak lama kemudian setelah meneliti data dalam kaset rekaman milik Ed Warren, Lorraine berkesimpulan bahwa mereka menemukan arwah Wilkins hanyalah sebuah pion yang ditunggangi untuk menghantui Janet, sementara dalang sebenarnya adalah roh jahat yang telah menghantui Lorraine dalam penglihatannya tempo hari.
Ed dan Lorraine kembali ke kediaman Hodgson yang akhirnya menemukan Janet dalam kondisi dirasuki roh dan hampir menerjunkan dirinya dari jendela rumahnnya, sementara keluarga Hodgson yang tersisa terkunci di luar rumah. Tiba-tiba sebuah sambaran petir menyambar pohon di dekat rumah dan jendela - dimana Janet sedang bersiap menjatuhkan dirinya - meninggalkan tunggul bergerigi menyerupai wujud yang menusuk Ed Warren dalam penglihatan Lorraine Warren tempo hari. Dalam sekejap dan waktu yang mendebarkan, Ed Warren berhasil meraih Janet sembari memegang tirai yang robek dari gantungan tirai.
Detik-detik yang mencekam menjadi klimaks film ini saat Lorraine hendak menolong Warren dan Janet yang hampir terjatuh dimana dia harus berhadapan dengan sosok setan dalam wujud seorang biarawati (demonic nun figure). Dengan susah payah, Lorraine akhirnya berhasil mengingat nama roh jahat tersebut (dengan menyebut nama roh jahat dan mengusirnya dalam nama Tuhan, diyakini roh jahat akan pergi) yang tertulis dalam Kitab Sucinya saat dalam keadaan trance, yaitu “Valak”. Setelah disebut namanya dan diusir dalam nama Tuhan maka roh jahat tersebut menyusut dan menghilang kekuataannya. Lorraine akhirnya berhasil menyelamatkan Ed Warren dan janet yang terkatung-katung di antara jendela dan tanah di bawahnya.
Epilog film ini berakhir bahagia dimana mengungkapkan Peggy menjalani sisa hidupnya di rumah itu dan meninggal pada tahun 2003, duduk di kursi yang sama di mana Wilkins meninggal empat puluh tahun sebelumnya. Setelah kembali ke rumahnya di Amerika, Ed Warren diperlihatkan menambahkan benda-benda yang ditandai memiliki kutukan atau kekuatan supranatural jahat untuk koleksi museumnya yaitu "The Crooked Man" (Orang Bengkok) mainan milik anak bungsu Peggy dan menempatkannya di dekat kotak musik dan boneka Annabele. Film berakhir saat pasangan demonolog dan exorcist itu kemudian menari saat mendengarkan lantunan lagu syahdu Elvis Presley "Can Not Help Falling in Love".
Beberapa gambar berikut ini berhasil merekam peristiwa saat Janet berusia 11 tahun pada tahun 1977 mengalami poltergeist dan menjadi ketakutan akibat kekuatan yang tidak diketahuinya menyiksanya dalam kondisi demikian (The Conjuring 2: What Really Happened during the Enfield Haunting? - http://www.telegraph.co.uk/…/the-conjuring-2-what-really-h…/)