Mohon tunggu...
Shelva SalsaBilla
Shelva SalsaBilla Mohon Tunggu... Psikolog - Pelajar

Hi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokes atau Rasisme?

11 Maret 2021   16:48 Diperbarui: 11 Maret 2021   17:08 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu,di sebuah aplikasi sosial media yaitu TikTok sedang viral salah satu postingan seorang pria yang sedang mengikuti tren yang isi dari video tersebut ialah ia mengatakan " So soan mau ke Cina tapi gabisa Bahasa Cina" lalu dilanjutnya dengan mengatakan brand makanan dan minuman terkenal seperti Xing Fu Tang, Xiboba, Shihlin, dan Hoka-Hoka Bento.

Ternyata, ada seorang perempuan yang menanggapi video tersebut . Ia marah karena merasa kita menyukai kulit putihnya, makanan cina, dan angpao. Akan tetapi, isi video tersebut menghina bahasa yang bagian dari budayanya. Perempuan itu pun menganggap pria tersebut tidak melakukan take down video yang diposting karena views dan like yang banyak.

Tak hanya itu, perempuan tersebut mengatakan jika apa yang diucapkan pria tersebut termasuk ke dalam rasisme yang dibuat dalam bentuk jokes.

Ia juga berpendapat jika rasisme merupakan suatu hal yang dinormalkan di negara kita yaitu negara  Indonesia. Rasisme juga tidak dianggap di Indonesia. Sejak masi kecil pun ia merasa sering mendapat rasisme. Bahkan menyebutkan, menyangkut pautkan Kerusuhan Mei 1998 dengan isi video pria tersebut.

Dengan tanggapan yang dibuat olehnya, membuat dirinya menjadi sorotan para netizen. Banyak yang mengunjungi akun pribadi miliknya dan mengomentari postingan perempuan tersebut.

Tak sedikit para netizen mengomentari setiap postingan yang berhubungan dengan video itu menggunakan kata-kata yang tidak seharusnya. Bahkan hingga mengomentari fisiknya.

Sebenarnya tidak ada unsur rasisme dalam video yang diposting oleh pria tersebut dan banyak yang beranggapan jika isi video tersebut hanyalah sebuah jokes semata. Jika dilihat dari isi tanggapan perempuan tersebut memang sudah out of topic.  Mengapa demikian? Karena ia menyebutkan tentang kerusuhan tahun 1998 yang menurut saya tidak ada hubungannya dengan isi video tersebut.

Selain itu, ia juga membawa warna kulit, yang  seharusnya itu tidak perlu dikatakan karena tidak semua seperti itu. Tidak semua warga negara Indonesia selalu bersikap rasis kepada minoritas di negara ini.  Indonesia merupakan negara yang beragam akan suku, ras, dan agama. Bahkan kebanyakan warga negara Indonesia senang dengan keberagaman tersebut.  

Akan tetapi, bukan berarti perempuan tersebut sepenuhnya salah. Memang, apa yang ia ucapkan dapat dikatakan terlalu berlebihan. Bukan berarti kita bisa menghakimi seenaknya saja. Lelucon yang kita anggap wajar-wajar saja belum tentu dapat diterima oleh orang lain. Apalagi kita sampai mengomentari fisik seseorang. Hal tersebut juga tidak dibenarkan. Perempuan tersebut memang bersalah, tapi kita bisa memberitahunya dengan cara yang baik dan benar. Apalagi perempuan tersebut diketahui masih berumur 16 tahun yang masih membutuhkan bimbingan.

Ini dapat menjadi contoh untuk kita semua untuk bersikap bijak dalam bersosial media. Bisa saja apa yang kita lakukan terlebih di sosial media menjadi bumerang. Tak lupa, tetap aling menghargai antar minoritas maupun mayoritas. Karena sejatinya kita saling membutuhkan satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun