Guru pun kebanyakan memberi tugas yang mengharuskan kita membuka aplikasi selain aplikasi pembelajaran. Terkadang siswa pun harus mencari informasi tambahan seperti melalui Google.
Mata siswa mudah lelah jika menatap layar gawai terlalu lama. Tak jarang, siswa tidak fokus ketika belajar di rumah karena penghuni lainnya juga sedang melakukan aktivitas di rumah tersebut. Siswa pun mudah merasa bosan karena setiap hari mereka harus belajar melalui gawai.
Siswa juga mengeluhkan semenjak Pembelajaran Jarak Jauh dilakukan, jika guru memberikan tugas kepada siswa jarak waktu saat guru memberikan tugas hingga mengumpulkan tugas terlalu dekat dan lebih banyak dari biasanya.Â
Tidak seperti saat tatap muka diberlakukan, waktu pengumpulan tugas lebih lama. Akibatnya, siswa merasa stress dan jenuh. Oleh karena itu, banyak siswa yang akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah.Â
Dilihat berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 yang menyebutkan " Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan." Â Jika dilihat dari surat edaran tersebut, memang untuk hal ini belum bisa dilaksanakan dengan semestinya.
Sebaiknya, pemerintah tidak terburu-buru mengambil keputusan untuk menetapkan langkah yang akan ditempuh selanjutnya. Dan baik pemerintah maupun sekolah mengubah cara mereka memberikan materi pembelajaran. Tidak harus selalu melalui aplikasi Zoom atau pun Google Meet.Â
Guru bisa berdiskusi bersama siswa lewat aplikasi WhatsApp atau memberi video pembelajaran yang singkat dan menarik agar lebih mudah untuk dipahami. Karena terkadang, guru menjelaskan akan tetapi membuat siswa sulit untuk mengerti materi yang disampaikan guru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H