Mohon tunggu...
Shelty Julia
Shelty Julia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melihat LTSHE Lebih Dekat

29 Agustus 2017   00:04 Diperbarui: 29 Agustus 2017   00:14 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada yang pernah beberapa kali mendengar mengenai LTSHE. Apakah itu? LTSHE merupakan kepanjangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi. LTSHE merupakan salah satu program Kementerian ESDM untuk melistriki 6 provinsi yang diutamakan. Enam provinsi tersebut adalah NTT, NTB, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Dalam satu paket pekerjaan, nantinya akan ada puluhan ribu rumah di ratusan desa yang tersebar di beberapa Kabupaten yang akan dilistriki oleh perusahaan pemenang lelang. Komponen utama dari LTSHE setidaknya meliputi modul surya, baterai yang terintegrasi dengan lampu, lampu LED, kotak hub, dan kabel. Nantinya, masing-masing rumah akan menerima setidaknya 1 paket peralatan yang berisi komponen-komponen tersebut. 

Jadi, tidak seperti PLTS terpusat yang dipusatkan di satu lokasi kemudian disebarkan ke masing-masing rumah dengan kabel jaringan, untuk LTSHE nanti masing-masing rumah akan mendapatkan modul surya beserta komponen lainnya. Mari kita bahas satu persatu dimulai dari modul surya. Nantinya modul surya ini dapat berupa monocrystaline ataupun policrystaline dengan kapasitas setidaknya 20 Wp. Modul surya ini akan dilengkapi dengan tiang modul anti karat dengan panjang minimal 1 meter dan harus memiliki sistem plug and play. 

Modul surya ini pun harus dilengkapi dengan garansi selama 10 tahun. Untuk baterai, sebaiknya yang digunakan adalah tipe lithium, dengan kapasitas pegisian baterai untuk 1 lampu LED minimal 16 Wh. Nantinya, baterai ini akan terintegrasi dengan dengan lampu dan usia minumum lampu adalah 3 tahun.Dalam satu unit/rumah, akan terdiri dari 4 unit lampu dengan efikasi minimum 125 lumen/watt. Untuk waktu operasional, minimum 10 jam dan dilengkapi dengan sistem dimming. Yang intensitasnya berubah-ubah berdasarkan waktu dalam satu hari. Intensitas pun beragam dari 100% di malam hari sampai 10% di dini hari keesokannya.

Komponen-komponen utama ini pun harus dilengkapi dengan stiker yang telah didesain dan desain kardus pun harus mengikuti desain yang telah ditentukan. Sekarang, bagaimana mengawasi dan mengontrol bahwa masing-masing rumah sudah menerima 1 paket komponen tersebut? Nantinya, akan disediakan aplikasi yang bisa digunakan oleh perusahaan yang bekerja untuk proses pelaporan dan dokumentasi.

 Apa saja informasi-informasi yang akan tersedia dan perlu diisi? Dimulai dari nama dan alamat penerima, lokasi penerima disertai kordinat, foto identitas penerima bisa berupa KTP/SIM/KK, foto pada saat penyerahan, pemasangan, dan lampu menyala, dokumen administrasi, dan barcode untuk kode produksi modul surya. Dalam pelaksanaan program ini, pemerintah telah bekerja sama dengan TNI, dikarenakan lokasi yang akan dipasang LTSHE adalah daerah yang berada di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir dan pulau-pulau terluar yang jauh dari jangkauan PT. PLN dan diperlukan pengawalan keamanan oleh TNI dalam proses pendistribusian, pemasangan dan serat terima kepada masyarakat. Semoga pelaksanaan program LTSHE ini bisa berjalan lancar di tahun ini maupun di tahun mendatang dengan tidak adanya konflik dengan warga, peralatan komponen LTSHE bisa awet dan beroperasi terus-menerus, sehingga warga desa yang kini belum terlistriki bisa memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati listrik dengan warga-warga di kota-kota besar. 

Tidak bisa dipungkiri, program ini memerlukan kerjasama yang baik dari warga. Diperlukan tanggung jawab bersama untuk memelihara LTSHE, menjamin tidak terjadi malfungsi, tetap beroperasi dan tidak diutak-atik oleh warga. Tidak jarang warga desa-desa tertinggal juga cukup takut dengan listrik. Istilahnya "takut kesetrum". Oleh karena itu, diperlukan penjelasan yang baik tentang bagaimana tetap menjaga diri namun tetap dekat dengan komponen LTSHE. Mudah-mudahan, LTSHE menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mencapai target elektrifikasi nasional. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun