-Vibrasi tekukan (bending): Ikatan antar atom bergerak ke arah luar atau ke dalam pada berbagai sudut.
  Vibrasi ini terjadi karena energi dari radiasi inframerah sesuai dengan energi getaran spesifik dari ikatan molekul tertentu (misalnya, ikatan C-H, C=O, O-H). Setiap molekul atau gugus fungsional memiliki spektrum vibrasi khas, sehingga panjang gelombang yang diserap memberikan "sidik jari" unik untuk setiap senyawa.
5.Pengukuran dan Transformasi Fourier
  Cahaya yang melewati sampel kemudian diterima oleh detektor. Sinyal yang diterima oleh detektor adalah interferogram, yaitu representasi intensitas cahaya sebagai fungsi dari posisi cermin bergerak. Untuk mengubah interferogram ini menjadi spektrum yang lebih mudah dibaca, sistem melakukan Transformasi Fourier. Ini adalah proses matematika yang mengonversi data interferogram dari domain waktu menjadi domain frekuensi, sehingga menghasilkan spektrum inframerah yang merepresentasikan absorbansi atau transmisi sebagai fungsi bilangan gelombang (cm).
6. Spektrum FTIR
  Hasil dari proses FTIR adalah spektrum inframerah yang menunjukkan posisi puncak-puncak absorbansi pada berbagai bilangan gelombang. Puncak ini menunjukkan frekuensi vibrasi spesifik dari ikatan molekul dalam sampel. Spektrum ini membantu dalam mengidentifikasi gugus fungsional, struktur molekul, dan bahkan komposisi campuran.
  - Puncak pada spektrum: Menunjukkan frekuensi di mana radiasi inframerah diserap, dan setiap frekuensi tersebut terkait dengan jenis ikatan kimia atau gugus fungsional dalam molekul (misalnya, gugus O-H, C=O, N-H).
  -Intensitas puncak: Mencerminkan seberapa banyak radiasi yang diserap pada frekuensi tertentu, yang dapat memberikan informasi kuantitatif tentang konsentrasi atau jumlah bahan dalam sampel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H