Busana yang digunakan penari nandak ganjen yaitu bentuk kebaya betawi yang dipadukan dengan topeng atau toka toka untuk menutupi bagian dada, ada pula ampreng yang berarti untuk menutupi pinggang sampai bagian bawah, ada Andong untuk menutupi pinggang belakang kebawah dan yang terakhir ada selendang. Warna yang digunakan pada tarian nandak ganjen ini tergolong cukup ceria karena memadukan beberapa warna yaitu hijau, kuning, merah, emas dan warna hijau pastel.
Properti riasan yang digunakan ialah sumpit, sumpit ini bisa diartikan percampuran atau akulturasi dari budaya betawi dan tionghoa, dan ada kipas sebagai pelengkap.
Kita sebagai penerus generasi tidak boleh sekalipun enggan untuk mempelajai atau mengenal tentang budaya yang ada di daerah Indonesia jangan malu untuk belajar, sebab kebragaman tiap daerah unik dan sepatutnya kita mengenalkan kepada masyarakat dan di kancah dunia Tarian daerah ini harus tetap dilestarikan untuk para generasi saat ini agar budaya dari masyarakat betawi ini tetap ada dan menjadi nilai tambah dalam pelestarian budaya di Indonesia. Tarian ini pun juga mengajarkan arti syukur kepada alam semesta untuk selalu menjaga apapun yang telah diturunkan kepada nenek moyang dan leluhur kita. Tidak ada salahnya untuk kita membangun rasa cinta terdahap kebudayaan seni yang ada di Negeri kita ini.
Referensi : 1. Ramdani Wahyu (2023) Menilik tari nandak ganjen betawi tentang remaja ceria dan lincah. Artikel Seni budaya Betawi.
2. Rudy Haryanto (2021) Gambaran perempuan yang beranjak dewasa. Artikel Kebudayaan Betawi.
3. Melan Eka Lisnawati, 27 September 2022. Dibalik topeng betawi, Artikel historia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H