Mohon tunggu...
Shelly Barus
Shelly Barus Mohon Tunggu... Akuntan - MAHASISWA

Mahasiswa Program Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bangka Belitung - Mahasiswa Program Studi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Haruskah Sistem Pendidikan Beradaptasi dengan Kebutuhan Generasi Digital?

5 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber: Freepik/Kredit Foto)

Haruskah Sistem Pendidikan Beradaptasi dengan 

 Kebutuhan Generasi Digital?

Shelly Octaria Christiani Barus - Kompasiana

Kamis,5 Desember 2024 | 08.38 WIB

                                                                                                         

BangkaBelitung- Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun peradaban dan mencetak generasi yang cerdas, berdaya saing, dan bermoral. Di era digital saat ini, pendidikan mengalami perubahan yang sangat signifikan. Transformasi digital membawa tantangan sekaligus peluang besar bagi dunia pendidikan, yang menuntut adaptasi dalam berbagai aspek, baik dari segi metode pembelajaran, keterampilan yang diajarkan, hingga peran guru dan siswa. Pendidikan di era digital menjadi semakin penting untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi dunia yang semakin terkoneksi dan berorientasi pada teknologi.

Kemajuan teknologi digital telah merombak cara kita belajar dan mengajar. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di sekolah-sekolah, universitas, dan bahkan di rumah. Pendidikan di era digital tidak lagi terbatas pada ruang kelas fisik; banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pembelajaran online melalui platform digital, yang menawarkan fleksibilitas, aksesibilitas, dan kesempatan untuk belajar kapan saja dan di mana saja.

Perkembangan yang cepat di bidang teknologi, akan berdampak pada aspek kultural dan nilai-nilai suatu bangsa. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan akan melahirkan generasi yang disiplin dan berbeda dengan generasi sebelumnya. Namun, di sisi lain, kompetisi yang ketat juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas bermental "instant". Dengan kata lain, kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi, telah mengakibatkan kemerosotan moral di kalangan peserta didik juga masyarakat pada umumnya.

Di dunia pendidikan, digitalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya beragam sumber belajar dan merebaknya media massa, khususnya internet dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampaknya adalah guru/pendidik bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Hasilnya, para siswa bisa menguasai pengetahuan yang belum dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada era digital ini, wibawa guru khususnya dan orang tua pada umumnya di mata siswa merosot.

Pendidikan merupakan instrumen paling serius dan menjadi sorotan utama masing-masing negara. Kemajuan sebuah negara sering kali diukur dari tingkat kualitas pendidikanya. Semisal Filandia, negara ini dalam kurun 10 tahun terakhir mejadi perhatian global karena keberhasilannya merubah dan mentransformasikan konsep dan aplikasi pendidikannya.

 Pendidikan yang diselenggarakan diberbagai dunia semula memiliki corak dan karakteristik yang berbeda-beda. Namun seiring perkembangan zaman, perbedaan tersebut semakin lama semakin terkikis. Paling tidak negara-negara berkembang saat ini berlomba-lomba mengejar ketertinggalan dengan negara maju. Adanya effort tersebut telah banyak mempengaruhi model dan pola pendidikan yang dikembangkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Dinamika ini dapat dirasakan hingga ke Indonesia, indikasi tersebut dapat dilihat dari diterapkannya berbagai standar pelayanan dalam pendidikan di Indonesia, mulai standar ISO hingga standar-standar yang lainnya.Meskipun era digital menawarkan banyak peluang, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan inklusif. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di era digital.

Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Kesenjangan digital atau digital divide menjadi salah satu tantangan terbesar, terutama di daerah pedesaan atau daerah tertinggal yang mungkin kurang memiliki infrastruktur internet yang memadai. Hal ini dapat menciptakan ketimpangan dalam kesempatan belajar antara siswa yang memiliki akses ke teknologi dan yang tidak. Teknologi yang berkembang pesat memerlukan keterampilan digital baik bagi guru maupun siswa. Banyak guru yang masih belum siap atau belum terlatih dalam menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran, sementara siswa juga harus memiliki literasi digital yang memadai untuk dapat memanfaatkan teknologi dengan benar dan dengan adanya teknologi siswa bisa melakukam pembelajaran online atau jarak jauh memiliki beberapa kelemahan, seperti kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, serta tantangan dalam menjaga motivasi dan disiplin siswa. Tanpa pengawasan yang ketat, pembelajaran online bisa menjadi kurang efektif jika siswa tidak berperan aktif.

Dengan berkembangnya di era digital, peran guru tidak lagi terbatas pada penyampaian informasi secara satu arah. Guru kini harus menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan secara mandiri.

Membimbing Siswa dalam Menggunakan Teknologi: Guru harus memastikan bahwa siswa tidak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga memahami cara memanfaatkannya dengan bijak dan bertanggung jawab. Mendorong Kolaborasi dan Kreativitas: Teknologi memungkinkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif, bahkan dengan teman-teman di berbagai belahan dunia. Guru perlu mendorong siswa untuk menggunakan teknologi dalam proyek-proyek kreatif dan inovatif. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Di era banjir informasi, penting bagi guru untuk mengajarkan siswa cara berpikir kritis, menilai validitas informasi yang mereka temui secara online, dan menggunakan informasi tersebut secara efektif. Dengan memahami pentingnya pendidikan di era digital, sekolah, guru, dan orang tua harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang mendukung pembelajaran yang positif, efektif, dan inklusif. Pembekalan keterampilan digital yang kuat dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi adalah kunci bagi siswa untuk sukses di masa depan.

Pendidikan di era digital tidak hanya tentang pengenalan teknologi dalam pembelajaran, tetapi juga tentang mempersiapkan generasi yang mampu beradaptasi dengan cepat dalam dunia yang terus berubah. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, memperhatikan tantangan, dan memaksimalkan peluang, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, efektif, dan siap menghadapi tantangan global. Di tangan generasi yang terdidik dengan baik, masa depan dunia akan semakin cerah dan penuh inovasi. Pendidikan berbasis digital menawarkan berbagai manfaat yang signifikan dalam meningkatkan aksesibilitas, personalisasi, dan interaktivitas dalam pembelajaran. Namun, untuk mengoptimalkan potensinya, perlu diatasi berbagai tantangan yang ada, terutama terkait akses, kualitas konten, kesiapan pengguna, dan keamanan data. Dengan langkah-langkah yang tepat, pendidikan berbasis digital dapat menjadi pilar penting dalam membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan di era digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun