Jurnalisme, mendengar kata jurnalisme yang terlintas pastilah kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan pemberitaan dan media. Menurut Onong U Effendi (1986) jurnalistik merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Peristiwa besar ataupun kecil, tindakan organisasi ataupun individu, asal hal tersebut diperkirakan dapat menarik massa pembaca, pendengar, ataupun pemirsa.
Dulunya, jurnalisme hanya mengenal cetak dan penyiaran. Jurnalisme cetak dapat berupa koran ataupun majalah. Sedangkan di jurnalisme penyiaran berupa radio dan televisi. Namun saat ini, dunia jurnalistik berkembang dengan adanya jurnalisme online. Jurnalisme online yang memanfaatkan penggunaan internet memungkinkan jurnalis atau media memberitakan sebuah informasi secara cepat.
Perbedaan yang terjadi antara jurnalisme dulu dan sekarang dapat terlihat dari beberapa hal. Yang pertama adalah kecepatan menyebarkan dan mengakses informasi. Jika dahulu, untuk mendapatkan sebuah berita, maka orang harus menunggu keesokan paginya saat berita dimuat di surat kabar, kini masyarakat dapat mengakses berita secara cepat dan mudah melalui portal berita yang ada di internet. Berita tersebut dapat diakses melalui smartphone ataupun komputer yang terhubung dengan internet.
Yang kedua, masyarakat dapat mengakses media cetak yang menjadi langganan mereka dalam bentuk digital. Saat ini, sudah banyak media yang memiliki versi digital, salah satunya adalah koran Kompas dan koran Tempo. Dengan berlangganan versi online, pelanggan akan mendapatkan edisi mereka dalam bentuk digital yang dapat diakses di smartphone atau komputer. Cara ini tentu akan lebih praktis dibandingkan dengan membaca versi cetak.
Namun tidak dapat dipungkri bahwa kemudahan menyebarkan maupun mengakses informasi saat ini menyebabkan banjirnya informasi. Informasi ataupun berita yang beredar seringkali tidak terbukti kebenarannya atau sering disebut hoax (berita bohong). Seorang jurnalis yang memiliki kewajiban untuk menyebarkan berita sesuai etika jurnalisme pun saat ini mulai goyah. Tuntutan untuk menyebarkan informasi di portal berita secara cepat menyebabkan jurnalis tidak memverifikasi terlebih dahulu berita yang mereka buat. Sumber yang dipakai pun seringkali bias atau tidak jelas, padahal seharusnya berita yang benar adalah yang memiliki unsur cover both side. Jika berita bohong tersebar di masyarakat, maka dampaknya masyarakat akan mendapatkan informasi yang salah dan bisa juga terprovokasi. Hal ini menyebabkan berita-berita yang beredar tidak sesuai dengan fakta.
Lain halnya dengan media cetak dan media peyiaran, berita di media online rawan sekali pembajakan. Maksudnya, keberadaan jurnalis di sebuah media seringkali dipertanyakan. Saat ini, ada banyak media yang berubah menjadi agregator. Agregator di sini berarti sebuah media dapat menyunting atau mengambil berita dari media lain kemudian diposting melalui laman mereka. Jadi berita yang mereka unggah bukanlah hasil dari liputan jurnalis mereka melainkan hasil dari jahit berita (mengambil berita dari laman lain). Hal ini merupakan sebuah ironi di mana seharusnya berita dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh penulis ataupun media yang memberitakan.
Media online saat ini bagaikan pisau bermata dua. Disamping menguntungkan, banyak pula kerugiannya. Diperlukan literasi media agar masyarakat yang mengakses media dapat menyaring informasi dengan baik. Banjirnya informasi dan keberadaan hoax perlu diwaspadai. Karena, jika terjadi pemberitaan bohong yang tidak sesuai fakta, maka bisa terjadi perseturuan di kalangan masyarakat. Internet harus digunakan dengan bijak jika tidak ingin merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Kembali kepada tugas jurnalis sebagai yang seharusnya bertanggung jawab dalam menyebarkan sebuah berita, haruslah selalu bekerja berdasarkan etika jurnalisme. Kebenaran dan fakta harus selalu dikedepankan walaupun kecepatan pemberitaan saat ini menjadi tuntutan utama media online.
Referensi
Effendy, O. U. 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Alumni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H