Mohon tunggu...
Shella Nural
Shella Nural Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Analis Kesehatan | http://shellanural.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Terus Berlari Menjauh Dariku

18 April 2015   09:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta kamu itu seperti gelembung di air indah namun tidak bertahan lama.
Seperti balon yang Nampak indah namun ternyata kosong.
Kamu itu seperti banyangan terlihat dekat namun tak bisa disentuh.
Seperti bintang yang Nampak indah namun tak bisa diraih.
Seperti air yang mengalir bisa dirasakan namun tak bisa di genggam.
Namunn….

Cintaku padamu seperti ujung kuku walaupun hanya sedikit namun takkan pernah habis.
Kamu terus berada di depan ku, yaa aku fikir kamu terlalu hebat sehingga selalu berada di depanku.
Kamu terus berlari dan aku pun terus mengejarmu, aku kira kamu berlari agar aku mengerjarmu namun aku terjatuh dan kamu pun hanya menoleh tanpa membantuku berdiri.
Namun ternyata aku salah. Sungguh menyedihkan kamu yang selalu aku banggakan ternyataaa…
Hanya membuatku meneskan air mata, tanpa suara dan dengan tatapan nanar.
Akupun hanya terdiam merasakan sakit karna goresan aspal yang melukai kakiku. Namun bukan karna luka dikaki aku menanggis melainkan luka dihatiku yang kau goreskan tanpa kau tau.
Akupun tersadar kamu ingin terus berlari tanpa aku mengejarmu.
Selama ini kau hanya berpura-pura menggengam tanganku, namun ternyata kau melepaskan genggaman itu secara perlahan.
Teruslah berlari kasih aku akan terdiam disini melihatmu berlari, berharap kau datang kembali kepadaku.
Kamu dan cintamu hanya sebuat mimpi yang aku buat nyata, namun setelah ku terjatuh kau tetap saja hanyalah mimpi indah yang membuatku ku terbangun dari tidurku.
Kamu mimpi indah yang ternyata membuatku sakit. Terimakasih sudah muncul dalam mimpiku malam ini, semoga kita bisa bertemu di mimpi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun