Mohon tunggu...
Shella Elvina
Shella Elvina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Halo! Saya Mahasiswa program studi ilmu komunikasi, artikel-artikel yang saya tuliskan disini masih dalam seputar ranah ilmu komunikasi. Semoga artikel ini dapat membantu anda menambah pengetahuan nantinya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cara Menyikapi Jurnalisme Masa Depan dan Hoaks

7 Maret 2023   00:30 Diperbarui: 7 Maret 2023   02:14 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jurnalisme masa depan. cr: Google image

Membahas mengenai jurnalisme tidak lengkap apabila tidak membahas mengenai bagaimana teknologi mendatang akan mempengaruhi perubahan besar terhadap proses pemberitaan jurnalistik. Perubahan yang ada tentu saja mengubah sudut pandang dari penulisan berita, mulai dari target penyelesaian hingga target dari audiens yang akan membaca berita tersebut. 

Perubahan terhadap sudut pandang penulisan dan target audiens membuat seluruh jurnalisme mulai menggunakan berbagai tipe multimedia dalam artikel.

Kemudian, bagaimana cara untuk menyikapi kemajuan teknologi yang akan berpengaruh besar pada jurnalisme?

Menyikapi Jurnalisme Mendatang

1. Konten yang saling melengkapi

Dalam menuliskan suatu artikel yang dilengkapi dengan multimedia, setidaknya komponen satu media dengan lainnya harus memiliki komposisi yang berbeda. 

Komposisi yang dimaksud adalah apabila suatu aspek cerita sudah dituliskan dalam teks, tidak perlu diulang lagi dalam audio, apabila ingin membuat audio, bisa dengan mengubah bentuk aspek cerita namun tetap dalam ranah melengkapi artikel yang ada

2. Mengintegrasikan jenis dari media

Meskipun aspek penting dari suatu artikel adalah penulisan teksnya, penggunaan grafik media visual tentu saja dapat meningkatkan daya tarik dalam suatu artikel, jadi jangan ragu untuk menambahkan media visual di dalamnya.

3. Menyederhanakan suatu artikel

Pada penulisan berita, seorang jurnalis harus bisa memikirkan apa saja aspek yang akan dimasukkan ke dalam artikel agar pembaca tidak rumit dalam memahami suatu artikel. 

Hal ini juga disebabkan karena masyarakat akan lebih suka untuk melihat media visual dibandingkan hanya membaca teks saja. 

4. Tarik Perhatian Audiens

Tentukan target pasar yang sesuai dengan artikel yang disajikan, apabila target pasarnya kaum muda dapat membuat artikel dengan bahasa yang lebih santai agar tidak mudah dalam memaknai artikel

5. Tidak perlu terlalu banyak media

Biasanya, karena banyaknya bentuk multimedia membuat orang-orang mudah bingung dengan opsi apa saja yang akan digunakan, karena hal ini dapat menimkbulkan kebingungan pembaca akan apa dan dimana untuk mendapatkan informasi yang tepat. 

6. Tidak apa-apa apabila tidak banyak interaktivitas

Biasanya sebagian jurnalis akan memikirkan mengenai bagaimana cara untuk menarik perhatian dari pembaca dengan menuliskan banyak berita dengan judul yang clickbait, hal ini tidak perlu harus mengejar target.

7. Tuliskan hal baru

Biasanya orang-orang ingin mengetahui apa saja tips baru yang ada di Internet, tuliskan hal-hal yang belum ada ataupun belum pernah dituliskan sebelumnya, sehingga pembaca tertarik pada artikel. 

8. Tetap mengikuti aturan yang ada

Meskipun sekarang sudah banyak artikel-artikel yang tersebar luas di Internet, sebagai penulis harus memperhatikan etika maupun hukum yang ada dagar tidak menyebabkan keributan. 

ilustrasi hoaks. cr: Baruga.id
ilustrasi hoaks. cr: Baruga.id

Hal-hal yang perlu di hindari

Berkembangnya teknologi yang memudahkan kita untuk mengakses internet dan juga menuliskan suatu artikel, membuat banyak dari masyarakat dapat dengan mudahnya menuliskan artikel.

Seperti yang sudah di jelaskan pada penjelasan sebelumnya untuk tetap mengikuti aturan yang ada, karena banyak sekali berita-berita yang berisikan kebohongan yang dapat dengan mudahnya di akses.

Berita-berita yang berisi tentang kebohongan ini disebabkan karena maraknya jurnalisme warga yang menjadikan siapapun dapat menjadi jurnalis. 

Dalam perjalanannya, banyak media-media online yang menjadi sumber berita hoaks, seperti instagram, twitter, facebook, bahkan group whatsapp. 

Tidak hanya menyebarkan berita hoaks, namun juga banyak media yang memanfaatkan hal ini untuk memancing penonton agar membaca konten yang dituliskan. 

Lalu, seperti apa bentuk dari jurnalisme warga? 

Simak video berikut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun