Mohon tunggu...
Shella Safira
Shella Safira Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Be Wise!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tabung Bambu Jadi Social Healing?

7 Maret 2022   08:49 Diperbarui: 7 Maret 2022   08:54 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Angklung?

Angklung ialah alat musik tradisional berbahan dasar bambu yang berasal dari Jawa Barat. Kata angklung berasal dari bahasa Sunda “angkleung-angkleung” yang berarti gerakan pemain dengan mengikuti irama dan “klung” merupakan suara yang dihasilkan dari instrument musiknya.

Angklung dikelompokkan menjadi angklung tradisional dan modern. Dalam sejarah tradisi Sunda, angklung digunakan untuk memanggil Dewi Sri yang dikenal dengan lambang kemakmuran agar memberikan berkahnya pada tanaman padi guna menyejahterakan masyarakat.

Angklung terus mengalami perkembangan yang disertai dengan adanya inovasi baru dari tokoh Daeng Soetigna melalui tangga nada yang dibuatnya. Dari sinilah, angklung mulai dikenal oleh banyak orang. Hingga pada tahun 2010, UNESCO menetapkan angklung sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

Angklung berhasil meraih kepopuleran diberbagai penjuru dunia, salah satunya di Singapura sejak awal tahun enam puluhan. Hal ini terjadi atas berkat seorang guru musik Indonesia yang berupaya menyebarluaskan alat musik angklung melalui pengajarannya di bawah program pertukaran budaya antara Indonesia dan Singapura (Koh, L. T., 2005).

Program pertukaran budaya antarnegara merupakan kesempatan emas bagi kita untuk dapat memperkenalkan setiap budaya unik yang kita miliki. Di sisi lain, kita juga akan mendapatkan pembelajaran baru terkait budaya yang dimiliki oleh negara lain. Namun menurut saya, bagaimana kita bisa terus membawa budaya itu tetap berada di atas dan dikenal adalah hal yang sulit karena budaya popular memiliki sifat yang dinamis.

Perihal mempertahankan pastinya akan selalu menjadi tantangan dalam menjaga eksistensi suatu hal. Oleh karena itu, dibutuhkan pemikiran inovatif dan kreatif sebagai proses upaya yang harus diperjuangkan secara berkesinambungan agar mampu mempertahankannya.

Dasar konstruksi dan reproduksi budaya terbentuk karena adanya suatu usaha dalam menghadirkan masa lalu ke dalam kehidupan saat ini. Suatu budaya terbentuk karena adanya proses memperjuangkan secara terus berkelanjutan dengan proses pemaknaan dalam kajian budaya (Arybowo, S., 2010). 


Pembentuk Keseimbangan Sosial

Tokoh Meghan Hyson melakukan penelitian terkait perkembangan pengajaran angklung yang telah menjadikan alat musik sebagai alat yang efektif pada pendidikan musik dan diplomasi budaya “soft power” Indonesia. Dimana model pendidikan musik yang dilakukan menjadi sarana yang dapat dijangkau dengan mudah dan upaya untuk melakukan kerjasama dengan cara yang damai atau soft power (Hyson, M., 2017).

Kevin Locke & Bernjamin Koen (dalam Hyson, M., 2017) menyatakan bahwa musik menjadi sarana dalam memperbaiki stereotip yang menghakimi karena musik mampu membentuk keseimbangan dalam hal sosial.

Saya sepakat bahwa diplomasi budaya “soft power” melalui musik dan seni dapat menjadi bentuk penyembuhan sosial di tengah opini negatif yang ada karena musik merupakan suatu hal yang dapat memberikan pengaruh dengan mudah tanpa menggiring maksud buruk.

Mongabay.co.id
Mongabay.co.id

Perkembangan angklung melalui interaksi budaya dan pembelajaran yang diselenggarakan Saung Angklung Udjo Bandung menjadi upaya yang tepat untuk menjangkau khalayak secara global hingga penyelenggaraan acara angklung diplomatik sebagai pemecahan rekor dunia guna memperkenalkan budaya Indonesia dengan bermain angklung bersama.

Sistem informasi mampu memberikan berbagai macam hal dan mempengaruhi setiap individu dengan mudah. Ketika sistem informasi memberikan opini publik dalam konotasi negatif, maka akan menimbulkan ketidaknyamanan sosial.

Alat musik berbahan dasar bambu ini, ternyata menjadi sumber pendapatan bagi para guru musik di Negeri Gajah Putih. Salah satunya adalah Tuan Phol Kit-Khan asal Provinsi Nothaburi yang sangat terkenal dan memiliki ansambel musik tradisional Thailand, serta ansambel angklung dan Band Tiup Barat. Selain itu, banyak guru musik yang berlomba-lomba menjadikan rumahnya sebagai pabrik kecil angklung dan membuatnya dengan hasil karya tangannya (Amatyakul, P., 2019).

Setelah perang dunia kedua, angklung sangat digemari oleh kaum muda sebagai sebuah musik populer. Bahkan, hingga saat ini Angklung Jawa telah menjadi budaya musik permanen di Thailand selama tanaman bambu tidak sukar ditemukan (Amatyakul, P., 2019).

Menurut saya, Indonesia telah dinilai berhasil menjadi pemberi instrumen yang baik. Secara tidak langsung bertujuan untuk mempersatukan kaum muda ataupun tua dengan mudah karena permainan angklung dilakukan secara kolektif yang membutuhkan kerjasama satu sama lain.

Referensi :

Amatyakul, Poonpit. 2019. Century of the Angklung Journey and Its Establishment in Thailand. International Journal of Creative and Arts Studies, 6(1), h. 61-68. Retreived from: https://journal.isi.ac.id/index.php/IJCAS/article/view/3275/1519

Arybowo, Sutamat. 2010. Kajian Budaya dalam Perspektif Filosofi. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 12(1), h. 209-230.

Hyson, Meghan. 2017. Indonesian Angklung: Intersections of Music Education and Cultural Diplomacy. Smithsonian Institution. Retreived from: https://asia.si.edu/essays/article-hynson/

Koh, Lay Tin. 2005. Angklung. Retreived from: https://eresources.nlb.gov.sg/infopedia/articles/SIP_843_2005-01-11.html

Indonesia Kaya. Angklung, Menjaga Warisan Budaya Sunda. Diakses dari: https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/angklung-gubrag-kesenian-yang-lahir-dari-budaya-tanam-masyarakat-adat/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun