Kemajuan teknologi ternyata tak hanya di kalangan anak muda dan orang dewasa tetapi juga dikalangan anak-anak di bawah umur yang sekarang mempunyai handphone sendiri.Â
Pada saat ini kebanyakan orang tua yang membebaskan atau membiarkan anak memainkan handphone tanpa diawasi orang tuanya.
 Zaman sekarang ini, handphone tidak hanya dipakai orang tua atau pembisnis, tetapi juga anak-anak di bawah umur yang telah menggunakan handphone.Â
Orang tua menganggap hal ini lumrah, bahkan menyuruh anaknya bermain handphone agar tidak susah di urusin. Orang tua lebih menyukai anaknya diam dan bermain handphone dari pada anaknya rewel dan pergi kemana-mana .Â
Hal seperti ini yang membuat anak kecanduan handphone dan akan mempengaruhi anak seperti: handphone dapat menurunkan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain, anak akan menjadi kurang interaktif atau komunikasi dan lebih suka menyendiri dengan handphone sehingga mengakibatkan sikap individualis kepada anak dan kurangnya sikap peduli sesama teman atau orang lain.
Adiksi gawai yaitu penggunaan handphone yang secara berlebihan sampai mengakibatkan sakit secara klinis, misalnya gangguan pada emosional, perilaku, dan otak hingga memengaruhi kehidupannya.
Seseorang yang kecanduan handphone sangat berkaitan dengan internet, game maupun aplikasi lainnya dan akan sulit mengikuti keinginan untuk menggunakkan handphone sampai mengganggu otak.Â
Pediatri mengatakan bisa bermain game lebih dari 6 jam perhari. Jika mereka tidak main game, mereka akan merasa cemas. "Cemas itu yang mengakibatkan tidak bermain game seperti lingkaran setan,"Â
Adapun dampak negatif pada kesehatan secara fisik akibat kecanduan handphone dapat membuat mata menjadi kering dan merah , penglihatan terganggu karena minus , nyeri pada bahu serta nyeri pada jari dan pergelangan tangan karena radiasi.Â
Teruntuk pada kanak-kanak yang masih mengalami pertumbuhan signifikan. Selain itu, masalah sosial dan komunikasii dengan lingkungannya akan bermasalah.
 Cara mengatasi kecanduan handphone pada anak-anak
1. Orang Tua Membuat Aturan Kepada Anaknya
Sadar akan bahayanya handphone pada anak. Selain gangguan motorik nya, menggangguan sosial dan lingkungan, dan paling pasti adalah gangguan kesehatan pada organ mata yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal dan rasa nyeri pada orang lain.
2. Buatlah Contoh yang BaikÂ
Bahwa anak-anak akan lebih mudah dan sering meniru yang mereka lihat daripada yang didengarkan. Maka demikian mengapa contoh peran orang tua dalam penggunaan handphone sangat penting buat anaknya.
Selain aktivitas kerja, bisnis atau untuk menghibur terkadang membuat orang tua melalai akan hal ini.Â
Orang tua mengatakan jangan bermain handphoen atau stop dan mematikan handphone akan tetapi orang tua sendiri masih menggunakannya. Buatlah waktu satu jam atau lebih tanpa handphone untuk anggota keluarga.
3. Buat aktivitas menyenangkan bersama anak-anak
Buatlah aktivitas menyenangkan agar pikiran Si anak tidak memikirkan handphone. Orang tua bisa mengajak Si anak untuk bermain seperti bersepeda atau lari pagi, memasak bersama, melukis bersama, atau berkebun.
Kemudian , ajaklah Si anak ke rumah atau taman terdekat rumah agar dia bisa bermain dengan teman seumurnya. Atau perlu, orang tua bisa mengundang anak di lingkungan sekitar untuk berkunjung dan bermain kerumah agar bisa bersama dengan Si anak. Selain membuatnya lupa dengan handphone ,cara ini bisa meningkatkan interaksi sosial .
Kesimpulan
Meskipun sudah tahu bahaya handphone pada anak-anak , banyak orang tua yang memutuskan untuk memberikan handphone kepada anak mereka. Alasannya, untuk belajar , untuk mempermudah komunikasi dengan guru dan temannya , dan tidak gaptek .Â
Dengan itu, orang tua harus siap dengan konsekuensinya, yaitu anak akan menjadi bersangkutan pada handphone. Boleh saja orang tua mengasihkan handphone kepada anak, tetapi dengan aturan tertentu. anak di atas dua tahun menghabiskan waktu di depan handphone dan televisi selama dua jam. Selebihnya, anak tetap merasakan bermain di luar rumah untuk belajar berinteraksi dan berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H