Mohon tunggu...
Shella.andianty
Shella.andianty Mohon Tunggu... -

peminat fashion dan politik

Selanjutnya

Tutup

Money

Investasi 13 T di Planet Bekasi, Dihambat Mafia Tanah

14 Oktober 2014   19:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_366312" align="aligncenter" width="620" caption="skyscrapercity.com"][/caption]

Belakangan ini, Bekasi sedang menjadi trending topic di jagat maya. Hal ini disebabkan karena Bekasi sedang menjadi bahan olok-olok banyak orang di social media yang awalnya itu entah tidak tahu dari mana. Akibat dari semua ini Bekasi pun memiliki sebutan baru yaitu, Planet Bekasi yang menggambarkan bahwa letak Bekasi sangat jauh. Planet Bekasi sepertinya tidak hanya meliputi Bekasi saja, tetapi juga Cibitung, Cikarang, dan Karawang.

Kalau Bekasi saja sudah dianggap jauh, bagaimana daerah-daerah lain setelah Bekasi yang letaknya lebih jauh lagi seperti misalnya Karawang. Bahan olok-olok seperti apa yang akan diberikan untuk Karawang? Mungkin banyak yang menyambung-nyambungkan dengan Goyang Karawang yang melegenda

Selain goyangannya, Karawang sangat terkenal sebagai kawasan industri. Di daerah ini, banyak berdiri pabrik-pabrik besar yang dimiliki perusahaan lokal maupun asing, seperti dari Jepang dan Korea Selatan. Saking besarnya, kawasan industri Karawang menjadi sebuah kawasan yang berintegrasi yang disebut sebagai Karawang International Industrial City (KIIC).

Contoh perusahaan-perusahaan besar yang ada terletak di Karawang International Industrial City yaitu, PT. Yamaha Motor, PT. Toyota Motor, PT Astra Daihatsu Motor, PT. Panasonic, PT. Sharp, PT. Astra Isuzu, PT. Uni Charm Indonesia, PT. Waja Sentosa Metalindo, PT. A&K Door Indonesia, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Karawang sepertinya memang memiliki daya tarik tersendiri sehingga banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk berinvestasi di daerah yang terletak di Jawa Barat tersebut. Setelah Jepang dan Korea Selatan, giliran perusahaan-perusahaan dari Taiwan yang ingin berinvestasi dan membangun kawasan industri seperti yang dijelaskan dalam sebuah artikel berita, berikut linknya : http://swa.co.id/business-strategy/aua-development-kembangkan-kawasan-industri-di-karawang

Seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut bahwa dana investai sudah turun berupa pembelian sebuah lahan di Karawang dengan jumlah Rp 1 T. Investasi yang selanjutnya adalah pembangunan di atas lahan yang sudah dibeli tersebut dengan dua tahap, yaitu 6 T untuk tahap pertama dan 6 T untuk tahap kedua. Jadi total keseluruhan investasi adalah 13 T.

Akan tetapi, investasi dari Taiwan tersebut sedang tertunda karena ada praktik mafia tanah di Karawang, salah satu contohnya adalah kasus sengketa lahan Karawang antara PT. SAMP dengan mafia tanah Karawang. Perusahaan-perusahaan Taiwan yang ingin berinvestasi merasa khawatir dengan adanya praktik mafia tanah di Karawang.

Melihat begitu besarnya keinginan dari perusahaan-perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Karawang, jangan sampai investasi mereka terhambat oleh kasus sengketa lahan seperti yang terjadi antara PT. SAMP dan mafia tanah Karawang.

Entah siapapun yang salah di antara keduanya, praktik mafia tanah di Karawang harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu dan menghambat investasi di Karawang yang nantinya juga berpengaruh terhadap ekonomi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun