Di sebelah mobil terlihat seseorang bercakap-cakap dengan pengemudi mobil. Percakapan tersebut sangat mencurigai sehingga membuat mereka penasaran dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tersebut. Ternyata tampak lima orang sedang memikul karung menuju ke mobil dan mereka mendapatkan upah. Setelah mobil meninggalkan bukit menuju ke jalan raya, Bondan, Bokir, Soni, dan Anto mematikan api unggun kemudian memutuskan untuk tidur agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaan mereka.
Petualangan pun masih berlanjut dengan cerita mereka melakukan penyelidikan pada pagi harinya. Soni dan Bokir meninggalkan perkemahan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Ayah Soni. Ayah Soni mengira yang ada di dalam karung tersebut adalah hasil pencurian dari perkebunannya karena hasil panen yang sering menghilang. Untuk membuktikan hal tersebut, Ayah Soni, Mang Diman, Mang Jufri, Bokir, Soni, dan enam orang lainnya bergegas menuju ke perkemahan pada waktu senja. Sampai di perkemahan, mereka terkejut melihat tenda sudah berantakan. Saat itu juga Bondan dan Anto tidak ada di perkemahan itu. Setelah diselidiki ternyata mereka diculik oleh anak buah Pak Sopir.Â
Pak Sopir adalah ketua kelompok pencuri hasil panen kebun Ayah Soni. Bondan dan Anto berada di rumah yang terbuat dari bilik bambu itu. Di sana terlihat Bondan dan Anto yang mulutnya disumpal dengan sapu tangan dan tangannya ditali. Pada akhirnya, mereka berhasil diselamatkan oleh Mang Jufri yang berani membuka pintu menggunakan linggis. Penulis menceritakan bahwa petualangan tersebut menyimpang dengan rencana awal mereka.
Malam penyergapan dilakukan oleh Mang Jufri dan teman-temannya termasuk Bondan, Bokir, Soni, dan Anto, setelah mereka beristirahat di perkemahan. Mereka menyergap sebanyak lima orang yang berada di rumah bilik bambu. Penyergapan dilakukan dengan cara memberikan isyarat menyorotkan lampu senter ke wajah dan mata kelima orang tersebut.Â
Mang Jufri dan teman-temannya mengepung para pencuri dengan lampu senter itu sehingga pencuri mengangkat lengannya untuk menutupi rasa silau. Hampir saja pencuri tersebut melarikan diri, namun Mang Diman dan Mang Jufri segera mencegahnya. Akhirnya mereka berhasil ditangkap dan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Bondan, Bokir, Anto, dan Soni menganggap itu adalah petualangan yang tidak akan dilupakan.
Perkemahan sudah dibongkar, saatnya Bondan dan Bokir mengakhiri liburannya dan pulang ke rumah mereka. Mereka diantar oleh Mang Jufri, Soni, dan Anto menggunakan mobil Kijang. Di sebuah belokan jalan, Bokir tiba-tiba menyarankan agar mobil dihentikan terlebih dahulu. Ternyata Bokir ingin memperlihatkan sebuah pemandangan yang indah yaitu semburat merah sinar matahari yang merona di kaki langit.Â
Hal ini membuat Bondan, Bokir, Anto, dan Soni teringat dengan persahabatan mereka saat menghadapi petualangan yang menegangkan bukan menyenangkan. Mereka saling berpelukan dan berjanji akan menjadi sahabat sejati walaupun mereka akan jarang bertemu. Amanat yang dapat diambil dari cerita ini adalah kita harus bekerja sama sebagai sebuah tim dan berani untuk membela kebenaran.
Cerita dalam buku ini sangat menarik bagi anak-anak karena berisi tentang persahabatan keempat orang anak dan mereka harus berani menghadapi ketegangan melawan pencuri ketika sedang berkemah di lereng bukit Desa Warunglobak. Kerja sama tim yang digunakan ketika menangkap pencuri sangat baik, sehingga membuat pencuri akhirnya menyerah.Â
Kelebihan buku ini tidak hanya dari ketertarikan cerita, namun sampul depan pada buku ini juga menarik perhatian anak karena gambarnya berwarna. Cetakan buku di dalamnya sudah baik. Kertas yang digunakan adalah kertas yang tebal dan tidak buram. Sedangkan, kekurangannya adalah ilustrasi gambarnya kurang menarik karena hanya diberikan beberapa gambar dan berwarna hitam putih, sehingga dapat membuat bosan pembacanya. Selain itu, dalam buku ini juga tidak diberikan biografi penulis sehingga menyulitkan pembaca ketika ingin membuat resensi buku.
Liburan yang tidak bisa disangka oleh Bondan karena sebelumnya ia hanya kebetulan saja ingin melewati jalan ke arah SD Warungjambu hingga akhirnya ia dipertemukan oleh Soni. Kemudian Soni mengajak Bondan dan Bokir untuk pergi berlibur di kampung halaman Paman Soni sehingga mereka di pertemukan dengan seorang anak bernama Anto. Mereka bisa mengenal lebih dekat ketika berkemah hingga akhirnya mereka mendapat peristiwa yang menegangkan.Â
Setelah peristiwa itu, mereka merasa bangga karena bisa melawan keberaniannya dalam menumpas para pencuri. Ketika perkemahan selesai suasana menjadi menyedihkan karena Bondan, Bokir, dan Soni akan kembali ke kampung halamannya. Hanya semburat merah di kaki langit yang menjadi saksi dan kenangan pada liburan kala itu.