Sedangkan analisis metabolomik telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk bidang pertanian untuk memberikan informasi rinci tentang persamaan dan perbedaan komposisi metabolit antar sampel tanaman (Korban, 2021).Â
Teknik seperti profil metabolomik dan sidik jari metabolomik dapat mengukur dan menganalisis sebagian besar metabolit dalam sampel apa pun (Farag et al., 2018).
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk analisis metabolomik adalah Fourier Transform Infrared (FTIR). Instrumen FTIR adalah teknik spektroskopi untuk mengidentifikasi senyawa yang penyerapannya didasarkan pada cahaya inframerah.Â
Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh FTIR memberikan informasi penting tentang gugus fungsional suatu molekul, melalui panjang gelombang radiasi (Kristianingrum, 2019).Â
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, analisis metabolomik menggunakan instrumen FTIR telah terbukti mampu mengukur dan mengidentifikasi metabolit pada organisme.Â
Kompleksitas dan kekayaan data metabolisme yang dihasilkan dari analisis instrumental dapat diproses, dievaluasi, dan diinterpretasikan menggunakan analisis kemometrik, analisis multivariat seperti model PCA (Principal Component Analysis).
Penelitian ini berfokus pada analisis metabolit buah pisang ambon lumut pasca panen pada waktu penyimpanan hari ke-0 (C), 4 (P4), 8 (P8), dan 12 (P12) dengan metode metabolomik menggunakan instrumen FTIR. Â
Data angka bilangan gelombang yang diperoleh dari instrumen FTIR diekstrak menggunakan Excel kemudian dilakukan analisis kemometrik menggunakan perangkat lunak The Unscrambler.Â
Berdasarkan hasil PCA, terdapat beberapa metabolit yang menjadi penciri pada masing-masing sampel pisang, diantaranya pada pisang C terdeteksi lemak; pada pisang P4 terdeteksi protein serta serat makanan; pada pisang P8 terdeteksi senyawa disakarida, aromatik, dan fenil; dan pada pisang P12 terdeteksi senyawa disakarida.Â
Analisis metabolomik yang telah dilakukan pada empat jenis sampel pisang menunjukan adanya perbedaan kandungan gizi dari keempat pisang, diketahui bahwa tahap pematangan yang optimal untuk mendapatkan kualitas pisang yang paling baik adalah adalah waktu penyimpanan hari ke-4 (P4).Â
Sampel P4 dipilih berdasarkan tingginya senyawa nutrisi yang terdeteksi antara lain serat makanan (polisakarida), protein, dan lemak. Sedangkan sampel C, P8, dan P12 memiliki komponen nutrisi yang lebih rendah.